Raksasa teknologi asal Tiongkok Tencent menggandeng Microsoft untuk meluncurkan 60 judul gim tahun ini. Langkah itu Tencent ini untuk menjegal pengembang TikTok, ByteDance.
Studio game milik Tencent, TiMi, menjalin kemitraan dengan perusahaan gim di bawah naungan Microsoft, Xbox Games, pada pekan lalu. Kerja sama ini untuk mengembangkan berbagai judul gim baru.
Senior vice-president dan kepala divisi gim Tencent Steven Ma mengatakan bahwa tahun ini Tencent akan fokus mengembangkan lini bisnis gim karena potensinya yang besar. Berdasarkan data Statista, pendapatan industri gim Tiongkok meningkat sekitar 7,7% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun lalu.
"Dengan pesatnya pertumbuhan sektor digital, gim memainkan peran yang berbeda di banyak bidang dan mengeluarkan kekuatan yang tak terbayangkan," kata Ma dikutip dari South China Morning Post pada Senin (17/5).
Tencent yang merupakan pengembang gim populer PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) memperkirakan tahun ini akan meluncurkan 60 judul gim. Target itu meningkat dari produksi tahun lalu yang mencapai 40 judul gim.
Tahun lalu, Tencent memperoleh pendapatan dari gim online sebesar 41,42 miliar yuan atau US$ 6,26 miliar bagi Tencent. Sektor gim memang sedang moncer tahun lalu, akibat pandemi Covid-19 membut banyak orang tinggal di rumah dan mencari hiburan dari gim online.
Konsumen paling meminati jenis gim seluler yang diproduksi Tencent seperti Peacekeeper Elite, dan Honor of Kings. Pemasukan dari gim jenis ini 39,17 miliar yuan atau US$ 5,92 miliar. Sedangkan gim desktop menghasilkan 11,63 miliar yuan atau sekitar US$ 1,76 miliar.
Ma menyebutkan gim dari Tencent yang diminati konsumen secara global adalah Roblox. "Pengguna di seluruh dunia telah mencapai 18 juta. Jumlah ini sudah tiga kali lipat dari jumlah total penonton film dalam sejarah," katanya.
Selain karena potensinya yang besar dalam mendulang pendapatan, Tencent juga fokus pada lini bisnis gim untuk menjegal langkah ByteDance. Sebab, pengembangan TikTok itu tahun ini gencar berekspansi pada lini bisnis gim.
"Sangat jelas bahwa pasar sekarang lebih tertarik untuk mempelajari apa yang mungkin akan dihasilkan ByteDance selanjutnya, dibandingkan dengan Tencent,” kata pendiri outlet media online GamerBoom Zheng Jintiao.
ByteDance sejak tahun lalu mengembangkan lini bisnis gim dengan merekrut 1.000 pegawai. Berdasarkan iklan perusahaan yang dirilis tahun lalu, 700 karyawan ditempatkan di bagian bisnis divisi game online. Lalu 200 lainnya mengisi bagian teknis.
Pengembang TikTok itu juga agresif mencari Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang gim. ByteDance merekrut Jason Fung sebagai Global Head of Gaming Content, yang sebelumnya menjabat Senior Director Global Esports Alibaba. Fung juga pernah bekerja di raksasa gim asal Amerika Serikat (AS), Electronic Arts (EA).
Meski begitu, analis lainnya menilai langkah ByteDance belum cukup kuat untuk bisa bersaing dengan Tencent. Analis gim di perusahaan riset Analysys International Liao Xuhua mengatakan, jumlah SDM divisi gim di ByteDance perlu diperbanyak. Perusahaan gim NetEase Games misalnya memiliki lebih dari 10 ribu.
Dari sisi konten, Tencent atau Net Ease Games juga masih mendominasi pasar Tiongkok. Gim PUBG juga diminati secara global.
ByteDance memang sudah menerbitkan beberapa gim di Tiongkok dan global. Namun berdasarkan data Sensor Tower, pada tahun lalu gim simulasi bola basket JJ Street Basket buatan ByteDance hanya diunduh 1,4 juta kali di App Store Tiongkok. Pendapatannya sekitar US$ 4,6 juta sejak meluncur Maret lalu.
Xuhua mencatat, pendapatan perusahaan dari gim itu cenderung kecil jika dibandingkan Honor of Kings milik Tencent atau Onmyoji kepunyaan NetEase.