LinkAja Sebut Jiwasraya Masih Diminati Meski Likuiditas Bermasalah

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi, pengunjung bertransaksi menggunakan layanan keuangan berbasis elektronik LinkAja saat peluncuran di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (30/6/2019).
17/1/2020, 16.09 WIB

Selain Jiwasraya, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melalui anak usahanya, PT Telkomsel memiliki 25% saham Finarya. Lalu, Bak Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing memegang 20% saham. Sedangkan BTN dan PT Pertamina (Persero) masing-masing memegang 7%.

(Baca: 8 BUMN Tertarik Miliki Saham LinkAja, Garuda Salah Satunya)

BUMN asuransi itu menghadapi persoalan tekanan likuiditas. Kementerian BUMN menyatakan kondisi tersebut terjadi sejak 2006. Saat itu, ekuitas Jiwasraya negatif Rp 3,29 triliun. Pada akhir tahun lalu, nilainya justru minus Rp 10 triliun.

Data per September 2019, ekuitas perusahaan ini minus Rp 24 triliun. Salah satu hal yang membuat masalah keuangan Jiwasraya kian pelik yakni produk asuransi Saving Plan.

Persoalan itu memuat Asuransi Jiwasraya kesulitan membayarkan klaim para pemegang polis. Meski begitu, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, pengembalian dana nasabah dicicil mulai Februari 2020. Hal ini sejalan dengan rencana pembentukan holding BUMN Asuransi.

(Baca: BEI Akan Beri Sanksi Anggota Bursa yang Terlibat Kasus Jiwasraya)

Halaman: