Menkominfo Minta Google Buat Pusat Data Terintegrasi dengan Pemerintah

ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Ilustrasi, seorang pria membuka laman Google dari gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
20/11/2019, 17.41 WIB

Regional Director Google Cloud for Southeast Asia Tim Synan menilai, Indonesia merupakan kekuatan digital di Asia Tenggara. Riset Boston Consulting Group (BCG) memperkirakan, penerapan cloud public dapat berkontribusi US$ 40 miliar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara kumulatif dari 2019 hingga 2023.

Nilai tersebut setara dengan 0,6% PDB tahunan nasional. Komputasi awan berkontribusi lebih dai 85% terhadap dampak bisnis digital native dan startup di Indonesia. 

(Baca: Potensi Bisnis Besar, Google Bakal Luncurkan Region Cloud di Jakarta)

Tim menyebut, Indonesia akan menjadi wilayah ke-21 untuk Region Cloud Google di dunia. "Kami melakukan (peluncuran pusat data) ini atas permintaan pelanggan,” kata dia, beberapa waktu lalu (5/9).

Di Indonesia, beberapa startup dan unicorn sudah memakai layanan komputasi awan Google. Beberapa di antaranya Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, Gojek, Tiket.com, XL, Axiata, Ruangguru, Blibli, Alfamart, Cineplex 21, dan Warung Pintar.

Saat ini, Google berfokus membangun solusi dalam lima kategori. Di antaranya memodernisasi infrastruktur, manajemen data, analisis bisnis pintar, teknologi seperti dkecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) dan mesin pembelajar (machine learning), serta kolaborasi.

(Baca: Mastel Soroti Masalah Aturan Tak Batasi Data Disimpan di Luar Negeri)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur