Nokia saat ini tidak lagi mengucurkan investasinya di HMD, melainkan fokus pada bisnis telekomunikasi. Namun, Nokia tetap akan menerima royalti dari setiap unit ponsel yang terjual. (Baca: Setelah 17 Tahun, BlackBerry Berhenti Produksi Ponsel)

Beberapa tahun lalu, Nokia sebenarnya telah merilis ponsel pintar perdana. Namun, sstem operasinya bukan Android, melainkan Symbian. Nokia sempat bersikukuh menggunakan sistem operasi smartphone miliknya sendiri tersebut hingga akhirnya menandatangani kontrak dengan Microsoft pada 2011. Selanjutnya, ponsel pintar Nokia menggunakan sistem Windows Phone.

Nokia pun menjual divisi ponselnya kepada Microsoft pada 2013. Ketika itu, muncul tantangan dari Apple dan Android yang sudah terlebih dahulu menguasai pasar ponsel. (Baca: Mulai 2017, Ponsel Buatan Awal 2010-an Tak Bisa Pakai WhatsApp)

Strategi ini berujung pada bencana. Harga saham Nokia terus merosot. Akhirnya, pada 2013, Nokia memutuskan menjual divisi ponselnya kepada Microsoft senilai € 5.4 miliar atau sekitar Rp 76 triliun.

Namun, kemudian perusahaan asal Amerika Serikat ini merumahkan ribuan karyawannya. Para politikus Finlandia, negara asal Nokia, menuduh Microsoft melanggar janji dengan melakukan pemangkasan jumlah pekerja.

Halaman: