Normal Baru, Layanan Pesan Antar Perusahaan Digital Bersaing Ketat

Shutterstock
Ilustrasi layanan pesan antar makanan. Layanan pesan antar makanan terus menunjukkan peningkatan selama pandemi corona.
Editor: Ekarina
4/6/2020, 06.00 WIB

"Akibatnya banyak startup lain menawarkan alternatif, baik sebagai cara mengambil order lain, ataupun cara mengantar, atau dua-duanya," ujar Donald kepada katadata.co.id, Rabu (3/6). 

Meski demikian, setiap layana maupun masinng-masing platfrom memiliki keunggulan tersendiri. "Dari kami, tren  ini menciptakan kompetisi yang bagus dan kita baru akan tahu siapa yang bisa menang di masa depan," ujar Donald.

Selain Gojek dan Grab, startup teknologi finansial (fintech) pembayaran DANA telah  meluncurkan fitur belanja kebutuhan barang, makanan, dan minuman home shopping  pada ramadan lalu. Pandemi corona ikut menyebabkan pengguna DANA melonjak. 

Layanan home shopping dibuat untuk memfasilitasi pengguna agar bisa berbelanja kebutuhan ramadan dan lebaran di tengah pandemi corona. 

Pengguna bisa berbelanja barang, makanan atau minuman di mitra (merchant) DANA melalui aplikasi. Lalu membayar pesanan dengan memindai kode Quick Respons (QR Code). Baru kemudian, pesanan diantarkan merchant ke alamat konsumen. 

Tak mau ketinggalan, Instagram pun merilis stiker ‘Dukung UKM’ untuk membantu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pemilik akun bisnis bisa menggunakan stiker ini untuk berjualan. Nantinya, akan ada Instagram Stories bersama yang terhubung dengan unggahan yang memakai stiker ini.

(Baca: Siasat Fore, Kopi Kenangan hingga Starbucks Bertahan di Tengah Pandemi)

Perusahaan di bawah naungan Facebook itu juga menambahkan tools Sumber Informasi Bisnis pada profil bisnis. Tak hanya itu, Instagram menyediakan stiker ‘Pesanan Makananan’ melalui Instagram Stories bersama. Layanan ini bukan menjadi pesaing Gojek dan Grab, tetapi justru mendukung.

Berikutnya, ada Google yang mengembangkan fitur baru pada Google Maps akibat pandemi virus corona. Layanan baru itu memungkinkan pengguna memesan makanan, lalu mengambilnya langsung ke restoran atau lewat jasa pengiriman.

Shopee juga merilis inisiatif Shopee Food, yang memuat beragam produk mulai dari makanan berat hingga jajanan dari berbagai restoran, serta UMKM. Selain itu, tersedia bahan masakan seperti sayuran, daging, dan makanan beku.

Tokopedia juga digandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Perindustrian untuk menjual produk kopi. Penjual kopi literan seperti Tuku, Maxx Coffee, Roempi Coffee, Kopitagram, Anomali Coffee, Titik Temu Coffee, dan lainnya pun berdagang di e-commerce ini.

Riset Nielsen Singapura pada 2019 menunjukkan, sekitar 58% masyarakat Indonesia membeli makanan siap santap (fast food) melalui aplikasi secara online melalui smartphone.

Rata-rata masyarakat membeli makanan siap santap melalui aplikasi pesan-antar makanan dari smartphone secara online sebanyak 2,6 kali per minggu seperti yang dijabarkan dalam databoks di bawah ini. 

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur