Diblokir Inggris, Huawei: Bukan Keamanan, tapi Isu Kebijakan Dagang AS

123RF.com
Ilustrasi Huawei
Penulis: Desy Setyowati
15/7/2020, 10.37 WIB

Inggris memutuskan untuk menyetop penggunaan seluruh jaringan internet generasi kelima (5GHuawei pada 2027, karena alasan keamanan. Namun, Huawei menilai bahwa kebijakan ini dipolitisasi terkait persoalan dagang dengan Amerika Serikat (AS).

“Ini bukan tentang keamanan, namun semata-mata karena terkait isu kebijakan dagang AS,” kata juru bicara Huawei di Inggris, Edward Brewster dalam pernyataan resminya, Rabu (15/7).

Ia mengatakan, perusahaan selalu fokus untuk membangun jaringan internet di Inggris selama dua puluh tahun. Huawei mengaku selalu mendukung penuh pelanggannya di negara tersebut.

(Baca: Inggris Putuskan Setop Teknologi 5G Huawei Secara Penuh pada 2027)

Perusahaan asal Tiongkok itu mengaku kecewa dengan keputusan Inggris menyetop layanannya. Huawei menilai, kebijakan ini akan memperlambat laju perkembangan layanan digital di negara itu.

Huawei berharap, Inggris mempertimbangkan kembali keputusannya. “Kami masih menyakini bahwa pembatasan baru yang diserukan oleh AS tidak akan berpengaruh terhadap ketahanan atau keamanan produk-produk yang kami pasok ke Inggris,” katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Negara untuk Departemen Dalam Negeri di bidang Digital, Budaya, Media dan Olahraga Inggris Oliver Dowden mengatakan, keputusan itu diambil berdasarkan saran dari pakar siber. “Pemerintah memutuskan, perlu melarang Huawei dari proyek jaringan 5G,” kata dia dikutip dari Reuters, kemarin (14/7).

Perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Inggris juga tidak bisa menggunakan teknologi baru Huawei mulai tahun depan. (Baca: Nokia, Ericsson, Samsung Siap Gantikan Teknologi 5G Huawei di Inggris)

National Cyber ​​Security Center GCHQ mengatakan bahwa sanksi dari AS akan berpengaruh terhadap keamanan layanan Huawei. “Sanksi AS memiliki dampak ‘berat’ bagi perusahaan, yang secara signifikan mengubah perhitungan GCHQ,” demikian tertulis pada laporan National Cyber ​​Security Center GCHQ.

Namun, tak ada bocoran terperinci terkait risiko keamanan teknologi yang dimaksud. (Baca: Inggris Diprediksi Setop 5G Huawei dalam Beberapa Bulan karena Trump)

Inggris memilih untuk menggunakan layanan 5G dari Nokia, dan Ericsson. Selain itu, pemerintah akan mencari pemasok baru seperti Samsung dan NEC.

Kebijakan tersebut tentu akan membuat hubungan Inggris dan Tiongkok memanas. Namun, Presiden AS Donald Trump mengancam akan memutus hubungan kerja sama intelijen dengan negara yang memakai jasa Huawei.

Di satu sisi, Inggris tengah mengupayakan kesepakatan dagang dengan AS pasca-Brexit. Oleh karena itu, langkah Inggris membatasi layanan Huawei dinilai bisa memperkuat hubungan dengan Negeri Paman Sam.