Akun Twitter Obama-Bill Gates Diretas, Ini Sebab Milik Trump Aman

ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/WSJ/cf
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengayunkan tongkat bisbol kayu saat ia menghadiri acara "Spirit of America Showcase" di Cross Hall Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Kamis (2/7/2020).
Penulis: Desy Setyowati
17/7/2020, 16.07 WIB

Lusinan akun Twitter milik sejumlah tokoh seperti Barack ObamaBill Gates, Elon Musk hingga orang terkaya di dunia Jeff Bezos diretas kemarin (16/7). Namun, akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump aman.

New York Times melaporkan, akun Twitter Trump memiliki perlindungan ekstra. Hal ini karena “insiden masa lalu,” kata dua sumber anonim, dikutip dari The Verge, Jumat (17/7). Kedua sumber ini merupakan pejabat senior Gedung Putih dan karyawan Twitter.

Namun, New York Times tidak memerinci insiden yang dimaksud. Kedua sumber merujuk pada insiden 2 November 2017, ketika seorang karyawan nakal menonaktifkan akun Trump, pada hari terakhirnya di perusahaan.

(Baca: Akun Obama, Bill Gates hingga Kim Kardashian Dijual di Forum Peretas)

Akun Trump diaktifkan kembali 11 menit kemudian. Sehari setelahnya, Twitter membuat pengumuman yang berbunyi, “kami menerapkan perlindungan untuk mencegah hal ini terjadi lagi.”

The Wall Street Journal melaporkan, saat itu Twitter membatasi jumlah karyawan yang dapat mengakses akun Trump. Hal ini dilakukan setelah Trump dilantik.

Karyawan Twitter memang memiliki tools untuk menangguhkan atau menonaktifkan akun pengguna. “Tetapi jangan biarkan mereka tweet dari akun itu (Trump),” demikian isi laporan The Wall Street Journal saat itu.

(Baca: Akun Bill Gates dan Obama Diretas, Pengguna Twitter RI Perlu Waspada)

Motherboard juga melaporkan, orang-orang yang terlibat dalam serangan siber kemarin, membagikan tangkapan layar yang menunjukkan tools milik tim administrasi Twitter. Alat-alat ini tampaknya digunakan untuk meretas lusinan akun para tokoh dan selebritas kemarin.

Namun, Twitter belum menanggapi kemungkinan tools itu merupakan yang digunakan untuk menonaktifkan akun Trump pada 2017 lalu.

Techcrunch melaporkan, seseorang yang terlibat di komunitas peretas (hacker) menyebut ‘Kirk’ bisa mengakses perangkat lunak (software) internal Twitter. Kirk, yang merupakan nama anonim peretas, disebut-sebut menghasilkan US$ 100 ribu dalam hitungan jam dengan modus serangan itu.

(Baca: Mencuit Bitcoin, Akun Twitter Obama, Bill Gates hingga Apple Diretas)

Namun, Reuters melaporkan bahwa kasus peretasan itu pertama kali diketahui dari forum para gamer dan penukar akun. Ini menunjukkan bahwa insiden kemungkinan berhubungan dengan kejahatan dunia maya tingkat rendah, alih-alih bersifat antarnegara.

Meski begitu, "Ini tidak terlihat seperti kelompok peretasan yang sangat canggih," kata Kepala eksekutif Hudson Rock Roi Carthy, dikutip dari Reuters. Hudson Rock merupakan perusahaan Israel yang memonitor forum peretas.

(Baca: 91 Juta Data Pengguna Beredar di Forum Peretas, Tokopedia Lapor Polisi)

Situs perdagangan akun, OGUsers juga melarang para penggunanya menjual akun dengan kredensial yang diretas. Namun, salah satu administrator di forum ini mengatakan, perusahaan internet belum tentu mematuhi kebijakan ini.

Biasanya, perusahaan internet memilih kapan harus mematuhi aturan itu. Praktik seperti ini ditoleransi secara luas.

Peneliti lain mengaku telah melihat obrolan serupa tentang akses ke tools sistem Twitter, untuk mengubah pengaturan akun. Mereka mencatat, peretas lebih dulu mengambil alih akun dengan karakter pendek seperti @6.

Baru setelah itu, mereka meretas akun para tokoh. "Ketika Anda mengetahui kelompok kriminal yang kurang profesional ini, Anda melihat hasil yang kacau," kata kepala peneliti di unit keamanan konsultasi Unit 221B, Allison Nixon.

(Baca: Ada 2.300 Penipuan Mirip Kasus Maia Estianty, Ini Tiga Langkah Gojek)