Potensi Merger OVO dan DANA Meningkat jika Alibaba Suntik Grab

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi OVO
28/9/2020, 19.02 WIB

Raksasa e-commerce asal Tiongkok, Alibaba Group Holding dikabarkan dalam pembicaraan dengan  Grab terkait  investasi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 44,5 triliun. Jika hal ini terjadi, potensi OVO dan DANA merger dinilai semakin besar.

Startup teknologi finansial (fintech) pembayaran, OVO didukung oleh Grab. Sedangkan unit bisnis keuangan Alibaba yakni Ant Financial dan Emtek Grup memiliki saham di DANA.

Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait menilai, merger merupakan aksi korporasi yang memungkinkan dilakukan oleh pemain besar. Ini juga bertujuan memperkuat ekosistem.

“Pasti merger dilakukan dengan strategi yang sudah dipersiapkan dengan baik,” kata Jefri kepada Katadata.co.id, Senin (28/9).

Sebelumnya, bos perusahaan venture builder berbasis di Singapura, Momentum Works Li Jianggan menyatakan hal serupa. “Lebih banyak pembicaraan seperti itu (merger), mungkin menyusul (di tengah diskusi Alibaba dan Grab),” demikian dikutip dikutip dari ChannelNewsAsia, pekan lalu (23/9).

Namun OVO dan DANA enggan berkomentar mengenai potensi merger yang meningkat, jika Alibaba menyuntikkan dana ke Grab.

Sebenarnya kabar OVO dan DANA akan merger sudah berhembus sejak tahun lalu. Pendiri sekaligus pemilik Lippo Grup Mochtar Riady mengatakan, perusahaannya menjual dua pertiga saham OVO.

Pada akhir tahun lalu, Grab dikabarkan dalam pembicaraan untuk membeli DANA dari Emtek. Sumber Reuters mengatakan, decacorn asal Singapura ini berencana menggabungkan OVO dengan DANA.

Hal itu untuk melawan dominasi GoPay besutan Gojek. Berdasarkan riset iPrice dan App Annie menunjukkan, GoPay dan OVO masih memimpin pasar fintech pembayaran di Indonesia pada kuartal II.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan