Gojek mencatat, transaksi mitra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kuliner meningkat hingga tujuh kali lipat tahun ini. Faktor pendorongnya yakni wadah komunitas dan sejumlah teknologi pengembangan bisnis dari GoFood.
Chief Food Officer Gojek Group Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, ada 250 ribu UMKM yang bergabung di GoFood selama pandemi Covid-19. Total ada satu juta UMKM kuliner yang sudah bergabung.
Rata-rata transaksi dari 250 ribu UMKM yang baru bergabung saat pandemi itu diklaim meningkat. Gojek mencatat, penghasilan bulanan UMKM kuliner itu meningkat hingga tujuh kali lipat pada kuartal III 2021 dibandingkan kuartal II 2020.
Chaterine menilai, ada dua faktor utama yang mendorong transaksi mitra GoFood, yakni:
1. Dukungan dari Komunitas Partner GoFood (KOMPAG)
KOMPAG merupakan wadah komunitas UMKM kuliner di Gojek. Komunitas ini diikuti oleh lebih dari 107 ribu UMKM kuliner dari 70 kota di Indonesia.
"Kami mempelajari bahwa dukungan edukasi dan pengembangan kapasitas melalui KOMPAG penting dilakukan agar UMKM dapat meningkatkan keterampilan dan mampu bersaing di tengah kompetisi bisnis kuliner yang semakin ketat," kata Catherine dalam siaran pers, Senin (18/10).
Catherine mengatakan, KOMPAG akan semakin fokus mengembangkan bisnis UMKM kuliner pada 2022. Perusahaan bakal menggelar mentorship dan pelatihan tersegmentasi, sehingga anggota dibagi berdasarkan kategori keaktifan untuk bisa mengikuti sesi workshop rutin mingguan.
2. Dukungan sejumlah teknologi dari GoFood
Yang terbaru, Gojek meluncurkan dua fitur di GoFood yakni ulasan pelanggan dan banner rekomendasi kategori restor terpopuler dan lagi disuka GoFoodies. Perusahaan pun membuat fasilitas promo untuk menarik konsumen.
Decacorn Tanah Air itu juga mengatakan bahwa pendapatan dari GoFood meningkat 20 kali dalam empat tahun terakhir.
Namun, nilai transaksi bruto atau GMV GoFood masih kalah dari pesaingnya GrabFood. Menurut data Momentum Works, GMV GrabFood mencapai US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 83 triliun pada 2020. Sedangkan GoFood hanya US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun.
Grab pun menyumbang hampir setengah dari total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu, meski ada pandemi virus corona. Secara total, kontribusi Indonesia merupakan yang terbesar di regional yakni US$ 3,7 miliar.
Sedangkan, “total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara naik 183% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 11,9 miliar pada tahun lalu,” demikian isi laporan, dikutip dari Tech In Asia, pada Januari (12/1).