Investor Hati-Hati Beri Investasi, Startup Akan Masif IPO atau Merger?

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
1/7/2022, 16.28 WIB

Langkah itu juga yang banyak dilakukan oleh startup di sektor teknologi finansial (fintech). "Tren belakangan banyak dilakukan pemain fintech, merger dengan bank digital atau akuisisi. Ini memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak," katanya.

Managing Partner East Ventures Roderick Purwana juga mengatakan, merger dan akuisisi menjadi pilihan tepat. "Waktu-waktu bagus untuk akuisisi," katanya pada Mei (17/5).

Sebab, melalui merger dan akuisisi, startup bisa tetap tumbuh lebih cepat dan mencapai target. Perusahaan rintisan kecil yang diakuisisi pun akan mendapatkan untung dari sisi likuiditas.

Hal itu berbeda dengan IPO. "Kalau IPO akan butuh usaha dan sulit. ekspektasi dan daya tarik investor saat ini berubah," katanya.

Sebelumnya, Sekjen Amvesindo Eddi Danusaputro mengatakan bahwa investor akan mengurangi porsi pendanaan ke startup karena likuiditas berkurang. Langkah ini utamanya dilakukan oleh investor luar negeri. 

Sedangkan pengetatan likuiditas terjadi karena dua faktor, yakni:

  • Kebijakan moneter bank sentral di banyak negara 
  • Perang Rusia dan Ukraina yang berpengaruh terhadap suplai 

Dia memperkirakan, pengetatan likuiditas itu terjadi dalam satu sampai dua tahun. “Saya tidak tahu juga. Ini perkiraan saja,” ujar Eddi kepada Katadata.co.id, pada Mei (27/5). 

Secara global, perusahaan analitik CB Insights juga mencatat, jumlah pendanaan dari investor modal ventura kepada startup secara global anjlok 27% per 23 Juni. Jumlahnya menjadi yang terendah selama pandemi Covid-19 atau sejak 2020.

Penurunan jumlah pendanaan itu lebih parah dari perkiraan CB Insight, yakni turun 19%.

"Startup yang didukung modal ventura mengumpulkan putaran pendanaan yang jauh lebih sedikit selama tiga bulan terakhir dibandingkan akhir tahun lalu dan awal 2022," kata CB Insights, dikutip dari Bloomberg, Selasa (28/6).

Penurunan paling tajam yakni pendanaan seri D atau startup tingkat lanjutan. Penurunannya 43%.

Jika dihitung secara tahunan (year on year/yoy), aktivitas transaksi investasi startup di seluruh dunia turun 23%.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan