Respons Gojek, Grab, Maxim soal Tarif Ojek Online Batal Naik Hari Ini

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020).
Penulis: Lenny Septiani
29/8/2022, 14.34 WIB

“Seluruh pihak Aplikator juga diberikan kesempatan memaparkan skema kenaikan yang dapat dilakukan,” kata Imam kepada Katadata.co.id, Senin (29/8).

Menurut Imam, kebijakan terkait tarif ojek online semestinya bertujun menghadirkan  keseimbangan dan keadilan dalam transaksi transportasi daring.

Sedangkan pemerintah mengkaji kenaikan harga BBM atau bahan bakar minyak bersubsidi jenis pertalite dan solar. “Kami meyakini ini akan menambah beban biaya pengemudi dalam memproses order,” katanya.

Harapannya, kenaikan tarif ojek online mempertimbangkan beban masyarakat. “Oleh karena itu, butuh kebijakan bijaksana dari pemerintah dalam penetapan besaran kenaikan,” ujarnya.

Menurutnya, besaran kenaikan tarif ojek online yang ideal yakni ditentukan oleh penumpang dan pengemudi alias market mechanism” kata Imam. “Apabila harga ditentukan sesuai kemampuan konsumen dan diterima oleh pengemudi, maka akan terjadi transaksi.”

Sedangkan Gojek enggan berkomentar mengenai masukan mereka terkait tarif ojek online.

Namun, mitra pengemudi Aceng (39 tahun) mengatakan bahwa seringkali ia mendapatkan order dengan harga yang menurutnya tidak sesuai. “Saya tidak mengambilnya,” ujar dia.

Aceng merupakan mitra pengemudi ojek online di Gojek, Maxim, dan InDriver.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani