Startup Indonesia Bekingan Jeff Bezos, Ula PHK Ratusan Karyawan

Ula
Dari kiri ke kanan: COO Ula Riky Tenggara, CCO Derry Sakti, CEO Nipun Mehra, CTO Alan Wong
2/12/2022, 15.05 WIB

Ula juga mengungkapkan rencana perusahaan kedepannya, yakni: 

  1. Merampingkan portofolio bisnis dan basis pelanggan. 
  2. Membangun kemampuan monetisasi baru dan bisnis baru dengan margin lebih tinggi. 
  3. Menyederhanakan dan mengoptimalkan rantai pasokan perusahaan untuk beradaptasi dengan pelanggan berkualitas lebih tinggi. Khususnya pengecer Indonesia yang kurang terlayani. 
  4. Mengingat bahwa bisnis tidak akan tumbuh secepat yang direncanakan semula, perusahaan akan menunda pembangunan. Dalam beberapa kasus, meningkatkan beberapa kemampuan teknologi yang direncanakan.

Untuk ke depannya, manajemen Ula menyatakan akan terus memberdayakan para peritel lokal. Hal itu dilakukan, mengingat mereka dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ritel Tanah Air. 

Pada Oktober 2021, startup Ula mengumpulkan pendanaan seri B US$ 87 juta atau sekitar Rp 1,24 triliun. Investasi ini dipimpin oleh Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital.

Investor lain yang berpartisipasi yakni Bezos Expeditions. Selain itu, ada beberapa penanam modal di Asia Tenggara yang berpartisipasi yakni investor Gojek, Northstar Group, AC Ventures, dan Citius. 

Investor terdahulu seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global juga turut serta.

Startup e-commerce yang membidik warung itu juga disuntik modal oleh SMDV dan Saison Capital. Selain itu, Ula menggaet Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Sjahrir sebagai penasihat perusahaan. 

Ula menyasar pemilik warung tradisional, khususnya di kota tingkat (tier) dua hingga empat. Bukalapak juga membidik segmen ini lewat Mitra Bukalapak.

Co-Founder sekaligus Chief Commercial Officer Ula Derry Sakti menyampaikan, pemilik warung di wilayah tersebut menghadapi kendala akses terhadap sumber daya dan infrastruktur logistik.

“Kami berusaha memperkuat kehadiran, memperbanyak pilihan produk, serta meningkatkan kualitas layanan di daerah perdesaan dan yang memiliki akses terbatas, dengan tujuan membantu para pemilik warung mempercepat proses pemulihan usah akibat Covid-19,” ujarnya dalam siaran pers, akhir tahun lalu (4/10/2021).

Ia menyampaikan, pemilik warung bisa membeli barang untuk stok, memantau ketersediaan produk, atau bahkan memperbanyak opsi pembayaran. “Ini akan memberikan mereka waktu lebih banyak untuk berfokus kepada hal lain yang lebih penting,” kata Derry.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani