Nielsen Singapura menilai, bisnis pemesanan makanan siap santap potensial saat ini. Sejalan dengan hal itu, Gojek pun mengkaji layanan cloud kitchen. Bisnis ini lebih dulu digarap Grab di Indonesia.
Executive Director of Consumer Insights Nielsen Singapura Garick Kea menyampaikan, GoFood dan GrabFood menjadi layanan yang kian digemari konsumen di Indonesia, khususnya di perkotaan. “Pangsa pasarnya besar. Peluang untuk ekspansi juga,” kata dia di Jakarta, Kamis (19/9).
Garick mengatakan bahwa penetrasi internet mencapai 64,8% dari total penduduk Indonesia. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah cukup pesat di Tanah Air.
Kemudian, ada banyak pekerja kantor yang memesan makanan melalui aplikasi. “Terutama eksekutif muda. Semakin banyak masyarakat Indonesia yang masuk kelas menengah, rela membayar lebih supaya mereka punya waktu lebih banyak,” katanya.
(Baca: Layanan Pesan-Antar Makanan Jadi Tren, Riset Nielsen: GoFood Pionirnya)
Karena itu, Chief Food Officer Gojek Grup Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, perusahaannya menjajaki layanan pemesanan makanan berbasis komputasi awan atau cloud kitchen. Namun, ia enggan merinci bisnis anyar tersebut.
Dia hanya mengatakan bahwa layanan itu akan lebih dulu hadir di Indonesia. “Kami sangat excited (dengan cloud kitchen). Kami mulai di Indonesia. Kami lihat kontribusinya (terlebih dulu) di Tanah Air,” kata dia.
Saat ini, Gojek memiliki layanan pusat jajanan serba ada yang dikenal dengan GoFood di 18 kota. Kini, decacorn Tanah Air itu ingin meluncurkan cloud kitchen. “Gunanya apa (cloud kitchen)? Itu adalah dapur di mana konsumen order secara online saja,” kata dia.
Biasanya, perusahaan menyediakan tempat khusus bagi para mitra pedagang jika ingin menghadirkan layanan cloud kitchen. Dengan begitu, mitra pengemudi Gojek yang mengambil layanan itu tidak perlu membayar parkir ataupun berjalan jauh menuju kios pedagang.
Hanya, Gojek belum merinci lokasi cloud kitchen yang bakal diluncurkan. “Layanan ini adalah konsep untuk mengatasi pain point (persoalan mitra pengemudi), supaya lokasinya menjadi lebih dekat,” kata Catherine.
(Baca: Gojek Klaim GoFood Kuasai Pangsa Pasar di Asia Tenggara)
Terkait layanan pemesanan makanan, Gojek telah menggaet sekitar 400 ribu mitra GoFood di Asia Tenggara. Catherine mengklaim, GoFood memimpin pangsa pasar di regional, terutama Indonesia dan Vietnam.
Catherine menyebutkan, 96% mitra GoFood merupakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Data internal Gojek, omzet mitra rerata naik 3,5 kali lipat setelah bergabung dengan GoFood.
Salah satu faktor pendorongnya, kata Catherine, Gojek mengadakan pelatihan kepada mitra dan menyediakan aplikasi khusus yang disebut Gobiz. Ia mencatat, mitra yang memakai Gobiz, transaksinya naik 37%. Lalu, mitra yang menjalankan self-service promotion lewat Gobiz, penjualannya naik hingga 10 kali lipat.
Selain itu, Gojek mengadopsi mesin pembelajar (machine learning) untuk menciptakan layanan yang dipersonalisasi. “Mode pencarian dan rekomendasi di GoFood dengan teknologi itu meningkatkan kemudahan pengguna hingga dua kali lipat,” katanya.
Gojek Investasi di Startup Cloud Kitchen Asal India
Kini, Gojek ingin mendorong layanan pemesanan makanan dengan menghadirkan cloud kitchen. Decacorn Tanah Air ini pun menanamkan modal di startup cloud kitchen asal India, Rebel Foods.
Gojek investasi US$ 5 juta atau sekitar Rp 70 miliar di Rebel Foods pada Juli lalu. Secara total, startup itu mendapat dana segar US$ 125 juta dari Coatue Management, Goldman Sachs, Gojek, dan beberapa investor lainnya.
(Baca: Gaet Gojek, Startup Restoran Digital Asal India Bakal Masuk Indonesia)
Sejalan dengan hal itu, Rebel Foods ingin masuk ke Indonesia. “Selama 18 bulan ke depan, Rebel dan Gojek akan membangun 100 dapur berbasis cloud di Indonesia,” demikian dikutip dari Bloomberg, beberapa waktu lalu (31/7).
Belum diketahui secara rinci bentuk kerja sama Rebel Foods dan Gojek di Indonesia. Namun, Rebel kabarnya bakal menyediakan biryani atau olahan nasi khas India, pizza, makanan tradisional Tiongkok, dan Nasi Goreng.
Grab Lebih Dulu Menyediakan Layanan Cloud Kitchen
Pesaing Gojek yakni Grab lebih dulu mengembangkan layanan cloud kitchen di Indonesia yang disebut GrabKitchen. Decacorn asal Singapura ini pun menargetkan bisa membuka 50 GrabKitchen di seluruh Indonesia hingga akhir 2019.
Saat ini, Grab memiliki 10 GrabKitchen di Jakarta dan Bandung. “Jumlah merchant juga tumbuh dua kali lipat," kata Head of Marketing GrabFood and New Businesses Ichmeralda Rachman di Jakarta, beberapa waktu lalu (12/9).
(Baca: Perkuat GrabFood, 50 GrabKitchen Akan Dibuka hingga Akhir Tahun)
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kamadibrata mengatakan, perusahaannya fokus mengembangkan GrabFood karena pertumbuhannya signifikan. Nilai penjualan kotor tumbuh tiga kali lipat selama semester pertama 2019.
"GrabFood merupakan pilar utama pertumbuhan Grab di Indonesia dan kami sangat senang mengumumkan bahwa kami segera menjadi layanan pesan-antar makanan terbesar di Indonesia pada akhir kuartal ini," kata Ridzki.
Cakupan GrabFood pun meluas dari 13 kota pada Januari 2018 menjadi 178 kota pada April 2019. Grab mencatat, kecepatan layanan GrabFood rata-rata hanya 29 menit. Kecepatan pengiriman itu juga mendorong jumlah mitra naik delapan kali lipat. Sebanyak 80% mitra merupakan UMKM.
(Baca: Grab Optimistis Raup Untung Lewat GrabFood dalam Jangka Panjang)