Perusahaan e-commerce Lazada berencana menyediakan layanan pinjaman kepada para penjual yang bergabung dengan platformnya. Menurut Chief Executive Officer (CEO) Lazada Group Pierre Poignant, layanan ini bisa memperkuat daya saing perusahaannya di Asia Tenggara.
Pierre mengatakan, perusahaan memiliki data terkait para penjual di platform-nya. Nah, data ini bisa digunakan untuk mengetahui kemampuan bayar dari para penjual. Untuk itu, ia memandang perlu memperluas layanan keuangan dengan menyediakan pinjaman.
Apalagi, ia melihat layanan pembiayaan ini berpeluang untuk meningkatkan transaksi lintas negara (cross-border). “Langkah selanjutnya adalah pembiayaan,” ujar dia dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (26/3). Dia pun berkomitmen untuk berinvestasi di bidang keuangan.
(Baca: Telisik Kuasa Alibaba di Lazada: Teknologi, Logistik hingga Pembayaran)
Sebetulnya Lazada sudah menggandeng financial techonology (fintech) pinjaman (lending) Finaxar untuk menyediakan pinjaman ke para penjual pada Agustus 2018 lalu. Namun, Poignant melihat bahwa lebih banyak produk pembiayaan akan membuat bunga menjadi lebih murah.
Toh, Lazada memiliki data terkait kemampuan bayar para penjual. Semestinya data-data ini bisa mempermurah bunga pinjaman, karena risiko gagal bayarnya diperkecil. "Melalui data, kami akan dapat menilai pinjaman dengan lebih tepat. Jadi saya berpikir bagaimana ke depan menjadi lebih efisien, cepat dan besar,” kata dia.
(Baca: Bhinneka Gaet Cicil, Fasilitasi Pinjaman Laptop untuk Mahasiswa)
Rencananya, pinjaman ini bakal berlaku bagi para penjual di keenam negara cakupan Lazada yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. "Kami memiliki data untuk memahami penjual asal dan lokal, sehingga kami dapat memprediksi permintaan dan rantai pasokan yang sangat akurat,” ujarnya.
Dengan data-data tersebut, ia optimistis bisa menyediakan produk pinjaman yang efektif dan efisien. Hanya saja, ia enggan menyebutkan kapan rencana tersebut bakal direalisasikan.
(Baca: Lazada Bangun Gudang Seluas 12 Kali Lapangan Sepak Bola di Thailand)
Saat ini, Lazada juga sudah merilis layanan pembayaran yakni Lazada Wallet di negara cakupannya, kecuali Vietnam. Namun, khusus di Indonesia, layanan ini disebut Lazada Credit. Sebab, Lazada harus mendapat izin Bank Indonesia (BI) lebih dulu jika ingin menyediakan layanan pembayaran. Sementara Bukalapak dan Tokopedia saja belum dapat izin, meski sudah mengajukan sejak lama.
(Baca: Gandeng Tiga Fintech, Bukalapak Berikan Pinjaman untuk Mitra Warung)
Adapun dua e-commerce lainnya yakni Tokopedia dan Bukalapak juga menyediakan layanan pembiayaan bagi para penjualnya. Bukalapak menyediakan layanan bernama Modal Mitra dengan menggandeng tiga fintech pinjaman yakni Amartha, Modalku dan PohonDana. Sedangkan Tokopedia bekerja sama dengan Koinworks.