WhatsApp Perkuat Layanan Belanja untuk Menyaingi E-Commerce

PXHERE.COM
Ilustrasi WhatsApp
10/12/2020, 12.31 WIB

Sedangkan konsep belanja di WhatsApp termasuk kategori social commerce. Dalam laporan McKinsey berjudul ‘The Digital Archipelago: How Online Commerce is Driving Indonesia’s Economic Development’ pada 2018, penjualan di social commerce diprediksi US$ 25 miliar.

Sedangkan e-commerce diramal tumbuh delapan kali lipat menjadi US$ 40 miliar pada 2022. Proyeksi ini belum menghitung dampak pandemi virus corona.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda pun memperkirakan, perkembangan belanja online mengarah kepada social commerce. Apalagi, beberapa platform seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp mengkaji penggunaan dompet digital.

Ditambah pemerintah belum mengatur social commerce. “Jadi lebih mudah untuk bertransaksi melalui media sosial. Apalagi tidak memungut biaya layanan seperti e-commerce,” kata Nailul kepada Katadata.co.id, pekan lalu (13/10).

Namun, kelemahan bertransaksi di media sosial yakni keamanannya tidak terjamin. Ini karena pembayarannya tidak ditampung dalam rekening bersama, seperti di e-commerce.

“Lebih banyak potensi fraud. Tetapi, ke depan saya yakin platform social commerce akan memperbaiki hal ini,” ujar dia.

Berdasarkan riset PayPal bertajuk ‘Asia Social Commerce Report’ pada 2018, Facebook, WhatsApp, dan Instagram paling banyak dipilih oleh pelaku usaha di Indonesia. Ini terlihat pada Gambar berikut:

paypal social commerce (paypal)
Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan