XL Axiata mengadopsi teknologi Dynamic Spectrum Sharing (DSS) untuk menggelar jaringan internet generasi kelima atau 5G. Bagaimana perbedaan kecepatan dibandingkan 5G Telkomsel dan Indosat?
Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, perusahaan mendapatkan izin penyelenggaraan internet 5G menggunakan spektrum frekuensi radio 1,8 GHz. Lebar pita yang dimanfaatkan 20 MHz, di rentang 1.807,5 MHz sampai 1.827,5 MHz.
“Kami mendukung pemerintah mempercepat implemetasi teknologi 5G di Indonesia," kata Dian dalam siaran pers, Kamis (12/8).
XL Axiata mengandalkan teknologi DSS pada spektrum 1,8 GHz dan 2,1 GHz. Ini memungkinkan pemanfaatan frekuensi yang sama untuk layanan 4G dan 5G.
Teknologi itu juga diklaim memastikan kenyamanan pengguna 4G dan 5G. Implementasi DSS menjadi alternatif pilihan mengingat keterbatasan frekuensi yang dimiliki XL Axiata untuk menggelar 5G.
XL Axiata juga sudah menguji coba 5G menggunakan teknologi DSS di Depok, Jawa Barat pada Desember 2020. Berdasarkan hasil uji coba itu, kecepatan unduh jaringan 5G 176 Megabyte per detik (Mbps) dan unggah 90,4 Mbps.
Namun, para ahli menyampaikan, berkaca pada perusahaan telekomunikasi global Verizon dan AT&T, penerapan teknologi DSS membuat kecepatan 5G tidak maksimal.
Analis seluler di PCMag Sascha Segan mengatakan, teknologi DSS memungkinkan operator seluler berbagi saluran 4G dan 5G secara bersamaan. Namun, kecepatan 5G menjadi tidak maksimal.
"Verizon dan AT&T pada dasarnya baru saja menggunakan peluang sisa dan ujung spektrum 4G mereka," kata Sascha dikutip dari 9to5mac pada Februari (23/2). "Kinerjanya jadi tidak ada artinya.”
Presiden sekaligus pendiri firma riset industri nirkabel Signals Research Group Michael Thelander juga menyampaikan, teknologi DSS membuat kecepatan 5G tidak maksimal. "Ini seperti memiliki mobil sport super cepat tapi Anda terjebak di jalan bebas hambatan," katanya.
Menurutnya, dibandingkan Verizon dan AT&T yang menerapkan DSS, perusahaan telekomunikasi seperti T-Mobile malah mendapatkan kecepatan yang lebih baik. Ini karena tidak banyak menggunakan DSS.
Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kemungkinan kecepatan 5G berkurang kepada XL Axiata. Namun belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.
Sedangkan Telkomsel menggunakan spektrum 2,3 GHz untuk 5G. Berdasarkan pengujian di Solo, kecepatan pengiriman data dari 5G Telkomsel mencapai 816 Mbps dan unduh 30 Mbps.
Sedangkan Indosat memilih spektrum frekuensi 1,8 GHz. Berdasarkan hasil uji coba, kecepatan akses internet 5G milik Indosat mencapai 540 megabyte per detik. Tingkat latensinya sekitar 10 milidetik (ms).
Lalu Smartfren menguji coba 5G pada spektrum frekuensi 28 Gigahertz (GHz). Hasil pengujian menunjukkan, kecepatan pengiriman data hingga 1,8 Gigabyte per detik (Gbps).
Itu berdasarkan pengujian dengan skenario menggunakan MiFi atau modem wifi yang dihubungkan ke headset berbasis virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Headset VR menayangkan video Wonderful Indonesia milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Selain itu, uji coba 5G menggunakan streaming game VR.
Berdasarkan pengujian dengan skenario itu, kecepatan jaringan 5G Smartfren hingga lebih dari 1,8 Gbps. Ini lima sampai enam kali lipat kecepatan 4G.
Pada 2019, Smartfren juga menguji coba 5G pada frekuensi 28 Ghz di pusat produksi minyak Marunda Reffinery di Marunda, Jawa Barat. Saat itu, kecepatannya tembus 8,7 Gbps.
Namun Smartfren belum mendapatkan izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). “Sampai saat ini, Kominfo belum menerima pengajuan resmi dari Smartfren mengenai pelaksanaan Uji Laik Operasi atau ULO,” kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi kepada Katadata.co.id, Jumat (13/8).