Facebook dilaporkan berencana untuk mengubah nama perusahaan. Kabarnya, perusahaan akan membentuk induk baru.
Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Verge pada Selasa malam (19/10). Rebranding ini akan mencakup penciptaan perusahaan induk baru. Sedangkan Facebook dan berbagai aplikasi media sosial, seperti Instagram dan WhatsApp, menjadi anak perusahaan.
Juru bicara Facebook menolak untuk mengomentari rumor dan spekulasi.
Sedangkan The Verge melaporkan bahwa perusahaan dapat mengumumkan perubahan pada 28 Oktober atau saat konferensi Connect Facebook. “Jika tidak lebih cepat,” demikian dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (22/10).
CNBC Internasional merangkum tujuh perusahaan yang mengubah nama dan tetap tumbuh, yakni:
1. Google menjadi Alfabet
Google membentuk perusahaan induk, Alphabet pada 2015. Alasannya, membantu untuk menekankan kepentingan bisnis non-pencarian Google, seperti kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), mobil otonom, dan investasi modal ventura.
Tetapi saat itu, Google juga berada di bawah pengawasan ketat dari regulator pemerintah, seperti Facebook kini. Pengawasan ini termasuk pertanyaan antimonopoli atas kekhawatiran bahwa bisnis perusahaan menghambat persaingan.
Harga saham Alphabet naik hampir lima kali lipat sejak perubahan tersebut. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini pun sekarang memiliki nilai pasar US$ 1,9 triliun.
Perubahan nama itu juga bukan pertama kalinya bagi Google. Pada 1998, Co-founder Larry Page dan Sergey Brin mengubah nama perusahaan menjadi Google dari sebelumnya BackRub.
2. Apple menghilangkan kata Computer
Pada 2007, Apple Computer menghapus kata kedua dari namanya. Pada tahun yang sama, perusahaan meluncurkan iPhone pertama.
Saat itu, Co-Founder Apple Steve Jobs menjelaskan bahwa perusahaan berkembang lebih dari sekadar perusahaan komputer. Perubahan nama ini merupakan cerminan dari peningkatan fokus Apple pada lini produk lain.
Sejak perubahan nama dan peluncuran iPhone, valuasi Apple melonjak. Harga sahamnya meningkat hampir 1.200% dalam dekade terakhir, dengan nilai pasar US$ 2,4 triliun.
3. Dunkin' menghilangkan kata Donat
Pada 2018, Dunkin 'Donuts menghilangkan kata "Donuts". Tujuannya, menekankan menu minuman dan pilihan makanan gurih. Ini dilakukan dalam menghadapi persaingan yang meningkat, termasuk dengan kehadiran Starbucks.
4. KFC
Kentucky Fried Chicken mempersingkat namanya menjadi KFC pada 1991. Namun, sebenarnya tidak banyak berubah, karena orang-orang telah menyebut merek “KFC” selama bertahun-tahun.
Para eksekutif KFC mengatakan, mereka ingin menumbuhkan citra perusahaan yang lebih sehat dan ‘kontemporer’. Kyle Craig, presiden KFC AS saat itu, menyebutnya seperti ini: “Fried bukanlah citra kontemporer.”
Pendapatan tahunan perusahaan pun tumbuh menjadi lebih dari US$ 26,2 miliar tahun lalu. Sedangkan pada 1991 sekitar US$ 6 miliar.
5. Philip Morris
Pada 2001, produsen di balik merek rokok ikonik Marlboro, Philip Morris mengubah nama perusahaan induk menjadi Altria Group.
Langkah itu dilakukan tiga tahun setelah Philip Morris dan perusahaan tembakau besar lainnya mencapai kesepakatan US$ 200 miliar dengan pemerintah AS, atas biaya kesehatan terkait merokok.
Eksekutif mengatakan, perubahan nama mewakili sesuatu yang bersih untuk perusahaan dan kepemilikan lainnya.
6. Weight Watchers
Keanggotaan Weight Watchers menurun pada pertengahan 2010-an. Ini karena semakin banyak orang memutuskan ingin memakan makanan yang lebih sehat tanpa berfokus secara khusus pada penurunan berat badan.
Jadi perusahaan berganti nama menjadi WW International pada 2018. Ini bertujuan menjadi lebih dari merek gaya hidup dan kesehatan.
Perusahaan pun mengakhiri 2020 dengan 4,4 juta pelanggan atau tertinggi sepanjang masa. Tetapi pendapatan, laba, dan harga saham WW turun tahun lalu.
7. WWF
Pada 2002, Worldwide Wrestling Foundation mengubah nama menjadi World Wrestling Entertainment. Ini dilakukan setelah pertempuran hukum selama bertahun-tahun dengan kelompok konservasi World Wildlife Fund.