Kominfo Ungkap Alasan Kabel Bawah Laut di Indonesia Sering Putus

AntaraFoto/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga keturunan Suku Bugis melaut di peraian dekat pulau paling utara di Wilayah Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
28/12/2021, 16.13 WIB

Pada September, sistem komunikasi kabel laut (SKKL) Jawa, Sumatera, dan Kalimantan (JaSuKa), tepatnya berada di ruas Batam – Pontianak, mengalami gangguan. Ini membuat layanan internet Telkom Group baik fixed maupun mobile broadband terganggu di beberapa wilayah.

Telkom mengembangkan kabel JaSuKa sejak 2006. Kabel ini melintang di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bandar Lampung, Batam, Baturaja, Dumai, Jakarta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Rantu Prapat, Sibolga, Tanjung Pakis, Tanjung Pandan, Teping Tinggi hingga Bandar Bukit Tinggi, Malaysia.

Kabel JaSuKa memiliki empat kanal 40 gigabit per detik (40G). Sedangkan kapasitas daya tampung hingga 16 kali lipat dibandingkan jalur konvensional. 

TeleGeography menjelaskan, kabel bawah laut menggunakan teknologi serat optik. Laser di satu ujung menembak dengan kecepatan yang sangat cepat menuruni serat kaca tipis ke reseptor di ujung kabel yang lain.

Serat kaca itu dibungkus dengan lapisan plastik. Terkadang menggunakan kawat baja untuk perlindungan.

Kabel bawah laut tersebut membawa data digital, berupa konten musik hingga video. "Kabel bawah laut dibangun di antara lokasi yang memiliki sesuatu yang penting untuk dikomunikasikan," demikian dikutip dari TeleGeography.

Selain karena bencana alam, kabel laut bisa putus karena pihak gangguan pihak ketiga.

Kabel bawah laut memang semakin marak seiring pertumbuhan bandwidth secara masif. Raksasa teknologi seperti Google, Facebook, Microsoft, dan Amazon pun mengembangkan kabel bawah laut sendiri.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan