Metaverse Tren, Pemerintah Kaji Kantor Virtual di Ibu Kota Baru

Disney
Film Wreck It Ralph 2
20/1/2022, 12.18 WIB

Teknologi metaverse menjadi tren di dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah pun menyiapkan ekosistem kantor virtual di ibu kota negara (IKN) baru.

"Di IKN, bisa berkantor di mana saja. Environment working dibuat dan diciptakan," kata Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam acara Peluncuran Survei Literasi Digital 2021, Kamis (20/1).

Sistem kerja seperti itu dibuat seiring metaverse yang tengah berkembang. Menurutnya, pertemuan atau rapat bisa dilakukan menggunakan avatar di dunia virtual.

"Bisa diprogram dengan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) pada beberapa pertemuan," kata Semuel.

Namun, sistem itu membutuhkan sejumlah persyaratan. "Koneksi internet harus bagus dan nyaman," katanya. 

Kemudian, literasi digital harus ditingkatkan. Sebab, dunia virtual juga menimbulkan risiko baru. "Apabila satu data bocor, akan bocor semua," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas menyatakan tengah menyiapkan rancangan ibu kota baru versi metaverse.

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, konseptualisasi rancangan ibu kota baru akan mengadopsi perkembangan teknologi terkini.

"Kami mempersiapkan ibu kota negara dalam bentuk metaverse. Mudah-mudahan dalam empat bulan kami bisa menunjukkan," kata Suharso dalam rapat dengan DPR, pekan lalu (13/1).

Namun, Suharso mengatakan bahwa rencana itu tidak akan masuk dalam Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN). Adopsi teknologi dunia virtual ini bakal masuk dalam Peraturan Presiden (Perpres) yang lebih teknis.

Rencana pembuatan ibu kota baru versi metaverse sebenarnya sudah diungkapkan oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB). Mereka mengumumkan wacana pembentukan tim khusus pada bulan lalu. 

"Kami akan membangun versi meta (metaverse). Pelayanan atau aktivitas di dalamnya (ibu kota baru) bisa kami visualisasikan dalam bentuk tiga dimensi yang menggunakan aplikasi digital," kata Ketua IA ITB Gembong Primadjaja, dikutip dari Antara, bulan lalu (18/12/2021).

Gembong mengatakan, rencana tersebut mengikuti langkah pemerintah Korea Selatan yang membuat ibu kota yakni Seoul dalam versi metaverse. Negeri ginseng disebut akan menjadi salah satu negara pencetus pembangunan kota di dunia virtual.

Metaverse sendiri merupakan versi teranyar dari virtual reality (VR) tanpa komputer. Pengguna teknologi dapat memasuki dunia virtual menggunakan perangkat berupa headset atau kacamata berbasis augmented reality (AR) maupun VR.

Peneliti teknologi informasi dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, teknologi metaverse perlahan mulai diadopsi dan dimanfaatkan oleh sejumlah industri di Nusantara, namun masih dalam tahap pengenalan. 

“Tahun depan bisa lebih masif lagi," kata Heru kepada Katadata.co.id, Rabu (19/1).

Ia memperkirakan, hampir semua sektor mengadopsi teknologi metaverse. "Namun, yang paling awal mengadopsi yakni sektor gim, busana, dan properti," kata Heru.

Sedangkan secara global, pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa pertemuan kantor di dunia virtual atau metaverse akan menjadi tren pada 2023 – 2024.

Bill Gates menyebut periode tren rapat di dunia virtual itu sebagai ‘tahun yang paling tidak biasa dan sulit’. Ia menilai, 2022 dan selanjutnya merupakan masa yang lebih digital.

Menurutnya, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang beralih ke digital. Ini termasuk merevolusi tempat kerja.

Raksasa teknologi asal Cina, Baidu juga memperkirakan bahwa adopsi metaverse butuh waktu lama, yakni hingga enam tahun agar bisa hadir sepenuhnya secara global.

Presiden HTC China Alvin Graylin juga mengatakan bahwa metaverse secara penuh akan hadir dalam lima sampai 10 tahun. Namun, bagian dari produk-produk pendukungnya akan hadir lebih cepat.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan