Sedangkan, Netflix menolak gagasan untuk memperkenalkan rencana yang didukung iklan. Akan tetapi, Netflix berencana mengeksplorasi pembuatan paket berlangganan yang didukung iklan dalam satu atau dua tahun ke depan.

"Mereka yang mengikuti Netflix tahu bahwa saya sebenarnya menentang kerumitan periklanan. Tetapi banyak penggemar yang menginginkan harga yang lebih rendah dan toleran terhadap iklan," kata Hastings.

Selain harga yang mahal, pesaing Netflix gencar berekspansi. Disney + misalnya, terus memperluas pasar.

Jumlah pelanggan Disney + bertambah dari 10 juta pada 2019 menjadi 26,5 juta pada kuartal pertama 2020. Lonjakan ini berasal dari penayangan film streaming saat liburan.

Disney juga menggarap 100 proyek film dan acara televisi, termasuk selusin seri Marvel dan lebih dari 10 konten Star Wars.

Selain itu, Disney memiliki Pixar Studio yang menghasilkan beberapa film animasi laris seperti Toy Story, Monster Inc, Finding Nemo, Mickey Mouse hingga para putri dari negeri dongeng.

HBO Max juga gencar ekspansi ke 15 negara awal tahun ini. "Layanan kami akan diluncurkan di Bosnia & Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Hongaria, Moldova, Montenegro, Belanda, Makedonia Utara, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Slovakia, dan Slovenia," demikian dikutip dari CNET, pada Februari (1/2).

Meski begitu, Netflix masih menguasai pasar VoD saat ini. Statista memperkirakan, pasar Netflix 23% pada 2024.

Posisi kedua ditempati oleh Amazon melalui Amazon Prime Video dengan pangsa pasar 13%. Sedangkan Disney+ hanya 8% dan Apple TV sekitar 1%.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan