Laporan Carbon Majors Database menyatakan 57 perusahaan minyak dan gas, batu bara, serta semen bertanggung jawab atas 80% emisi karbon dunia. The Guardian menulis perusahaan ini adalah pelaku utama krisis iklim, bahkan setelah negara sepakat menurunkan emisi pada Paris Agreement 2016 lalu.
“Sebagian besar perusahaan menghasilkan emisi lebih banyak dalam tujuh tahun setelah Perjanjian Paris dibandingkan tujuh tahun sebelumnya,” kata The Guardian, dikutip Jumat (5/4).
Carbon Majors Database mengumpulkan histori produksi dari 122 perusahaan minyak, gas, batubara, dan semen terbesar di seluruh dunia. Laporan April 2023 lalu menunjukkan 65% perusahaan milik negara dan 55% perusahaan swasta meningkatkan produksi mereka.
Pendiri Carbon Majors Database, Richard Heede, menyatakan meningkatnya produksi gas, minyak, hingga semen secara global bertentangan dengan peringatan Badan Energi Internasional (IEA). Lembaga ini menyatakan, tidak boleh ada pembukaan ladang minyak dan gas baru di seluruh dunia, bila tetap ingin berada dalam batas aman pemanasan global.
“Perusahaan salah secara moral bila memperluas eksplorasi dan produksi karbon, saat mereka tahu bahwa produk mereka berbahaya,” ujarnya.
“Maka jangan salahkan konsumen yang terpaksa bergantung pada minyak dan gas, karena dua hal itu dikuasai oleh pemerintah," kata dia lagi.
Adapun kontributor emisi terbesar adalah ExxonMobil di Amerika. Perusahaan ini menghasilkan 3,6 gigaton CO2 dalam tujuh tahun belakangan. Angka ini setara dengan 1,4% total emisi global.
Di bawah Exxon, ada Shell, BP, Chevron, dan TotalEnergies, yang masing-masing menyumbang 1% dari total emisi global.
“Temuan mencolok adalah melonjaknya emisi pada sektor batubara di Asia, baik itu perusahaan milik negara atau terkait dengan negara,” tulis The Guardian.
Menurut estimasi International Energy Agency (IEA), sepanjang 2023 volume konsumsi batu bara global mencapai 8,5 miliar ton, meningkat 1,4% dibanding 2022 (year-on-year/yoy).
Pada 2023, Cina masih menjadi negara konsumen batu bara terbesar dengan konsumsi 4,74 miliar ton, setara 55,5% dari total konsumsi batu bara global.
India menempati posisi kedua dengan volume konsumsi batu bara 1,26 miliar ton pada 2023, setara 14,8% dari total konsumsi global.
Negara lain yang masuk jajaran konsumen batu bara terbesar adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan Jepang dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Jika digabungkan, 5 negara dan 1 organisasi supranasional yang disebut di atas menguasai sekitar 83,7% dari total konsumsi batu bara dunia pada 2023.