Menteri LH Usul Kayu Gelondongan yang Hanyut di Banjir Sumatra Dimanfaatkan

Katadata/Ajeng Dwita Ayuningtyas
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq, mengusulkan agar material kayu yang terbawa banjir Sumatra dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah setempat.
8/12/2025, 14.42 WIB

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengusulkan material batang kayu yang menumpuk usai tersapu banjir di Sumatra agar dimanfaatkan oleh pemerintah daerah setempat. Pemanfaatan kayu tersebut akan tetap mematuhi aturan Kementerian Kehutanan.

“Saya akan memberikan arahan untuk bisa dimanfaatkan sepanjang memang tidak bertentangan dengan tata usaha kayu yang ditentukan Kementerian Kehutanan,” kata Hanif, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/12).

Perihal ini, Hanif akan menyampaikan arahan secara tertulis kepada kepala daerah yang terdampak. Untuk kemungkinan adanya limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari operasional tambang emas yang hanyut oleh banjir, Hanif mengatakan, KLH masih mendalaminya. 

“Makanya kemarin kita hentikan (operasional tambang emas). Mungkin hari ini saya tanda tangani perintah audit lingkungan untuk mendapat gambaran jelas,” ujarnya. 

Kota Padang Manfaatkan Kayu yang Terbawa Banjir Jadi Bahan Bakar Alternatif

Sebelumnya, Pemerintah Kota Padang, Sumatra Barat membersihkan dan menjadwalkan penanganan 3.327 ton sampah pascabencana banjir yang tersebar di sejumlah titik. 

"Meski volumenya sangat besar, tidak semua material perlu diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Fitra Masta, seperti dikutip Antara, Senin (1/12).

Menurut Fitra, tumpukan sampah yang mencapai 3.327 ton itu terdiri atas backlog lima hari, sampah spesifik bencana dari permukiman terdampak, serta kayu gelondongan dalam jumlah besar yang terbawa dari hulu sungai.

Bagian terbesar dari beban sampah pascabencana adalah kayu gelondongan yang diperkirakan mencapai 1.100 ton. Namun, DLH memastikan volume kayu yang benar-benar harus diangkut tidak sampai setengahnya.

Fitra mengatakan masyarakat di kawasan pesisir aktif memungut dan memanfaatkan kayu tersebut, termasuk para pelaku usaha kecil yang menggunakannya sebagai bahan bakar untuk kebutuhan produksi.

"Kami berupaya agar tidak semua sampah kayu masuk ke TPA. Selain dimanfaatkan oleh masyarakat, sebagian besar akan kami salurkan ke PT Semen Padang sebagai bahan bakar alternatif," ucapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas