Mitsubishi Berminat Terapkan Co-firing Biomassa pada PLTU di Indonesia
Mitsubishi Power berminat untuk mempromosikan dan menerapkan co-firing biomassa pada sektor pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia. Hal ini untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional menjadi 23% pada 2025 untuk menjadi netral karbon pada 2060.
Sebelumnya anak usaha Mitsubishi Heavy Industries ini telah menandatangani nota kesepahaman dengan PLN dan dua anak usahanya, PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali, serta Institut Teknologi Bandung dalam mengkaji penerapan co-firing pada PLTU.
Presiden Mitsubishi Power Indonesia Kazuki Ishikura mengatakan bahwa tujuan energi bersih nasional akan membutuhkan eksplorasi sistematis akan berbagai sumber energi, salah satunya biomassa sebagai sumber bahan bakar rendah karbon dan terbarukan.
“Sebagai sumber daya terbarukan yang berharga, ini berpotensi menggerakkan transisi energi Indonesia dalam waktu dekat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/3).
Untuk mencapai target bauran energi terbarukan 23% pada 2025 dan menjadi negara netral karbon pada 2060, proposal Mitsubishi menyatakan bahwa co-firing biomassa pada PLTU, di mana batu bara menyumbang persentase yang tinggi dalam bauran pembangkitan listrik, merupakan solusi jangka pendek yang optimal.
Proposal juga menguraikan inisiatif yang diperlukan dan tantangan yang perlu ditangani dalam mempromosikan penggunaan co-firing biomassa.
Sebagai usulan peningkatan fasilitas, terdapat dua pembangkit yang dipertimbangkan yakni PLTU Paiton Unit 1 di Jawa Timur dan PLTU Suralaya Unit 2 di Jawa Barat. Simak databoks berikut:
Usulan kebijakan untuk mempromosikan penggunaan co-firing biomassa di Indonesia ini disampaikan setelah studi dilakukan pada kedua fasilitas tersebut.
Berdasarkan proposal yang disajikan, Mitsubishi Power akan melakukan pengujian kemampuan giling (grindability) dan kemudahan untuk terbakar (combustibility) di Pusat Penelitian & Inovasi MHI (Nagasaki) pada bahan bakar biomassa yang dilihat cukup menjanjikan dari segi volume dan komposisi.
Mitsubishi Power akan terus mendukung penerapan co-firing biomassa seraya memastikan penggunaan sumber daya hutan Indonesia yang melimpah dan residu pertanian yang berlebih secara berkelanjutan.
Ke depan, Mitsubishi Power akan terus bekerja sama erat dengan pemerintah Indonesia dan Jepang, Grup PLN dan ITB untuk mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan dekarbonisasi.
Dalam merumuskan proposal ini, lima penandatangan MoU berkolaborasi dalam memilih komponen bahan bakar biomassa yang sesuai, menentukan ruang lingkup peningkatan fasilitas yang diperlukan, dan melakukan evaluasi pada aspek ekonomi.
Proposal tersebut mengintegrasikan keahlian Grup PLN dalam mengoperasikan berbagai PLTU di Indonesia dan teknologi co-firing biomassa milik Mitsubishi Power, dan mencerminkan analisis kebijakan lokal serta riset pasar bahan bakar biomassa yang dilakukan di Indonesia di bawah kepemimpinan ITB.
“Mitsubishi Power merasa terhormat dapat berkolaborasi dengan Grup PLN dan ITB dalam membuat proposal kebijakan ini seiring kami mengeksplorasi solusi dekarbonisasi inovatif yang dapat mendukung Indonesia dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan aman,” kata Ishikura.
Komponen bahan bakar pelet kayu dan bahan bakar biomassa potensial merupakan bahan bakar yang diusulkan dalam rencana ini. Apalagi keduanya tersedia dalam jumlah besar dan dapat diperoleh secara stabil dengan biaya yang murah di Indonesia.
Selain potensi pengadaan yang stabil, komponen bahan bakar juga diusulkan berdasarkan kesesuaian untuk digunakan pada fasilitas pembangkit yang sudah ada dan pertimbangan pada aspek ekonomi. Sebuah studi rantai pasok (supply chain) juga dilakukan.
Catatan redaksi: Berita mengalami perubahan pada jenis pembangkit listrik yang akan menerapkan co-firing yakni pembangkit listrik tenaga uap, bukan pembangkit listrik tenaga panas bumi.