Amerika Jajaki Investasi di Proyek Pembangkit Listrik EBT di Indonesia

ANTARA/Galih Pradipta
Pekerja memeriksa panel listrik tenaga surya di atap Masjid Istiqlal di Jakarta, Kamis, 3 September 2020.
15/3/2023, 17.01 WIB

Hidrogen digadang-gadang menjadi sumber energi bersih masa depan yang ramah lingkungan. Jenis bahan kimia itu juga dinilai bisa menjadi substitusi dari bahan bakar fosir seperti batu bara, minyak, dan gas bumi.

Sebagai informasi, IDFC adalah lembaga keuangan pembangunan milik pemerintah federal Amerika Serikat. Lembaga keuangan ini berinvestasi dalam proyek pembangunan terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna, mengatakan bahan bakar hidrogen dapat digunakan sebagai bahan bakar kapal, kereta api, truk berat, dan bus. Selain dimanfaatkan sebagai sumber energi kendaraan, hidrogen juga bisa dijadikan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik.

Meski punya segudang potensi, Feby mengatakan, pengembangan hidrogen di dalam negeri masih belum optimal karena minimnya infrastruktur dan tingkat harga yang belum ekonomis. Selain itu, Feby mengatakan, sejauh ini pemerintah belum mengeluarkan regulasi khusus yang mengatur pengembangan hidrogen.

"Hidrogen ini sangat menjanjikan untuk dekarbonisasi energi masa depan. Namun demikian, terdapat beberapa permasalahan dan tantangan dalam pengembangan hidrogen di Indonesia, yaitu regulasi khusus tentang hidrogen yang belum dikembangkan," kata Feby beberapa waktu lalu, Jumat (11/11/2022).

Menurut Feby, produksi hidrogen di seluruh Indonesia saat ini berkisar antara US$ 5 sampai US$ 10 per kilogram (kg). Harga ini dinilai kurang bersaing dan jauh lebih tinggi dari biaya produksi bahan bakar konvensional lain yang berada di kisaran US$ 4 per kg.

"Kurangnya pembangunan infrastruktur hidrogen dan juga tingginya biaya produksi hidrogen dari energi lainnya Dan ketika kita melihat harganya saat ini tidak bisa bersaing dengan bahan bakar lain," ujar Feby.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu