Sekretaris Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana, menyambut positif rencana PT PLN (Persero) untuk ekspor hidrogen hijau ke Singapura pada 2027. Untuk mencapai tujuan tersebut, PLN dan Perusahaan Energi asal Singapura, Sembcorp Utilities, telah melakukan Joint Development Study Agreement untuk pengembangan Green Hydrogen Plant pada Selasa (24/10)
Dadan mengatakan, ekspor hidrogen hijau tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan domestik. Oleh sebab itu, ekspor hidrogen akan dilakukan secara bertahap. Apalagi energi hijau dari hidrogen juga akan digunakan di Ibu Kota Nusantara atau IKN.
“Iya kita tentu pakai untuk dua-duanya, di dalam negeri dan luar negeri. Tapi kalau di dalam negeri belum diperlukan ya kita ekspor,” ujar Dadan saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/10).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan Green Hydrogen Plant ini diproyeksikan akan menghasilkan 100 ribu ton hidrogen hijau per tahun. Tak hanya itu, proyek ini juga berpotensi menghasilkan energi bersih yang bisa memenuhi kebutuhan listrik Singapura.
"Dengan adanya Joint Development Study Agreement ini, PLN dan Sembcorp mulai menjajaki langkah lebih lanjut terkait aspek teknis, finansial, pajak, legal dan komersial," katanya dalam keterangan tertulis PLN.
Sementara itu Group President & CEO Sembcorp Industries, Wong Kim Yin, mengatakan pihaknya berupaya untuk bersama-sama mengembangkan rantai pasokan hidrogen rendah karbon di kawasan ASEAN. Langkah ini akan mendiversifikasi sumber energi bagi kedua negara.
"Hidrogen dan turunannya tetap menjadi salah satu pengganti gas alam yang paling menjanjikan untuk pembangkit listrik. Hal ini juga akan mendukung sektor listrik Singapura," tutur dia.
Ekspor Lewat Pipa Bawah Laut Hidrogen
Semetara itu dikutip dari investing.com, hidrogen hijau tersebut nanti nya akan diekspor ke Singapura melalui pipa bawah laut yang efisien dan hemat biaya. Kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi Singapura untuk memanfaatkan sumber daya energi terbarukan di Indonesia dan membuka pasar baru untuk ekspor hidrogen hijau dari Indonesia.
Singapura telah memberikan persetujuan bersyarat kepada unit Sembcorp untuk mengimpor 1,2 gigawatt (GW) listrik dari Vietnam melalui kabel bawah laut yang membentang sepanjang 1.000 km.
"Sembcorp Utilities akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai dan kapasitas lainnya dengan Petrovietnam Technical Services untuk diekspor ke Singapura", kata Tan See Leng, menteri perdagangan & industri kedua Singapura, seperti dikutip dari Reuters.
Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), komitmen investasi terbesar di skala global untuk pengembangan energi hidrogen berasal dari Jerman, yakni mencapai US$10,3 miliar pada 2021. Sedangkan di kawasan Asia, komitmen investasi paling besarnya berasal dari Jepang, yakni US$6,5 miliar.