Pertamina Siapkan Belanja Modal Rp 120 Triliun Untuk Pengembangan EBT

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.
Sejumlah petugas mengawasi proses pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke mobil tangki distribusi di Terminal Terintegrasi Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Ampenan, Mataram, NTB, Senin (29/3/2021).
Penulis: Happy Fajrian
4/11/2021, 18.49 WIB

"Kami berkomitmen kuat untuk melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan dari COP26 sejalan dengan transisi energi yang sedang dijalankan oleh perusahaan," tuturnya.

Sebelumnya Pertamina telah berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) hingga 81,4 juta ton pada 2060. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan dalam rangka mengatasi perubahan iklim, transisi energi ke EBT akan terus berlanjut sesuai arahan presiden.

"Namun harus sejalan dengan prinsip ketahanan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan. Pertamina akan terus berusaha mengupayakan adanya keseimbangan antara agenda perubahan iklim dan ketahanan energi di Indonesia serta keberlanjutan perusahaan," kata Nicke dalam KTT Iklim PBB COP26, Selasa (2/11).

Di sektor energi, pemerintah berambisi mengurangi emisi sebanyak 314 juta ton setara CO2 (CO2e) pada 2030. Di mana 183 juta ton atau lebih dari 50% diantaranya merupakan target sektor EBT. Target ini dituangkan dalam peta jalan transisi energi Indonesia yang disebut National Energy Grand Strategy.

Dalam roadmap menyebutkan bahwa dengan kondisi bauran energi saat ini yang masih berada pada level sekitar 9%, maka pada tahun 2050 akan meningkat menjadi 31%. Sektor energi merupakan salah satu sektor penyumbang emisi karbon terbesar, simak databoks berikut:

Halaman:
Reporter: Antara