Jalan Panjang RI Kembangkan Teknologi CCUS yang Mahal Demi Tekan Emisi

Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi emisi karbon dari aktivitas industri.
Penulis: Happy Fajrian
21/12/2022, 19.07 WIB

Pemerintah Indonesia saat ini memiliki 15 project teknologi CCUS yang berada pada tahap desktop study hingga pilot project. Dua diantaranya sudah dilakukan di Lapangan Gundih, Sukowati, hingga yang paling awal adalah di Lapangan Tangguh.

Untuk mengoptimalkan penerapan CCUS dalam mencapai target NZE, pada tahun 2030 akan membutuhkan 25% teknologi CCUS yang saat ini masih dalam tahap pilot project, dan pada tahun 2050 setengah dari upaya penurunan CO2 direncanakan berasal dari teknologi CCUS yang juga masih dalam tahap pilot project.

CEO dan Founder Chakra Giri Energi Indonesia, Herman Huang menilai penerapan aplikasi CCUS sangat penting untuk menekan emisi karbon. Namun teknologi yang masih dikembangkan itu harus sampai pada tahap level sustainable atau berkelanjutan dan profitable atau menguntungkan.

“Sebab penerapan CCUS saat ini masih terkendala pada ekosistemnya yang belum siap. Terutama pada masalah teknis yang masih memerlukan studi dan peningkatan teknologi lebih baik lagi,” ujarnya.

Penerapan CCUS kedepan akan banyak tantangan yang dihadapi, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan terus mengupayakan penelitian studi dan improvisasi teknologi CCUS, perlunya kerjasama dan kolaborasi dengan pihak industri, pemerintah dan akademisi, serta memerlukan integrasi khusus untuk menurunkan biaya.

Namun demikian, Huang optimis jika aplikasi CCUS di Indonesia bisa menjadi salah satu pilihan strategi untuk menuju net zero emission. Khususnya pada sektor migas yang masih sangat diperlukan, atau pada industri yang jejak karbonnya sulit untuk dihilangkan.

“Aplikasi CCUS tidak akan menghambat transisi energi menuju energi bersih, tetapi secara paralel bisa dikembangkan sebagai upaya pelengkap menuju net zero emission. Sebab transisi energi tidak bisa dilakukan secara sekaligus,” tukasnya.

Halaman: