Kerek Produksi dan Turunkan Emisi CO2, Pertamina Garap 4 Proyek CCUS
Pertamina Hulu Energi atau PHE tengah menggarap empat proyek penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilizaton and storage (CCUS) untuk mendorong produksi minyak dan gas (migas) sembari mengejar target penurunan emisi karbon.
Dari empat proyek CCUS tersebut, tiga di antaranya terletak di Pulau Jawa dan satu proyek di Sumatera. Direktur Utama PHE, Budiman Parhusip, mengatakan pengembangan teknologi CCUS di beberapa lapangan minyak dan gas bumi (Migas) ditujukan untuk Enhance Oil Recovery (EOR) dan Enhance Gas Recovery (EGR).
Adapun EOR merupakan metode peningkatan produksi minyak bumi dengan menginjeksikan sumber energi eksternal, sedangkan EGR adalah praktik menginjeksi gas CO2 ke lapangan untuk menambah produksi migas di lapangan yang reservoirnya mulai menipis.
Penerapan CCUS untuk EOR akan dilakukan di Lapangan Sukowati Bojonegoro Jawa Tengah, Lapangan Gundih Blora Jawa Tengah, Lapangan Jatibarang Indramayu Jawa Barat dan Lapangan Ramba di Kabupaten Musi Bayuasin, Sumatera Selatan.
“Di Lapangan Jatibarang kami akan tes injeksi karbon yang rencananya akan mulai di akhir tahun 2022,” kata Budiman saat menjadi pembicara dalam acara IPA Convention 2022 ke-46 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (22/9).
Sementara itu proyek Gundih CCUS/CO2-EGR yang dikerjakan oleh Pertamina CoE ITB, dan J-Power akan mulai beroperasi atau onstream pada 2026. Proyek ini ditaksir punya potensi penyimpanan emisi CO2 sebesar 3 juta ton selama 10 tahun.
Proyek yang masih dalam tahap perencanaan adalah proyek Sukowati CO2-EOR yang dikerjakan oleh Pertamina, Lemigas, Japex dan METI Japan. Proyek yang memiliki potensi penyimpanan emisi CO2 sebesar 14 juta ton selama 15 tahun ini akan melakukan uji pilot pada 2026 hingga 2027.
Selanjutnya ada Proyek Ramba CCUS garapan PT Pertamina yang bakal onsream pada 2030 dengan potensi penyimpanan emisi CO2 yang belum diketahui.
Adapun untuk wilayah lainnya seperti di Kutai Basin, Sunda Asri Basin, Sumatera Selatan, dan Sumatera Tengah juga sudah dimulai studi untuk melihat potensi melalui kolaborasi dengan Japex, Janus, Exxonmobil, Jogmec, Chiyoda Corporation, dan Mitsui.
Guna menjamin keekonomian dan kelayakan komersial proyek CCUS, Budiman berharap pemerintah bisa memberikan kemudahan aturan atau regulasi di sektor investasi teknologi tangkap karbon.
“Kami berharap dari sisi regulasi berupa aturan fiskal bisa lebih menarik sehingga membantu keekonomian proyek. Pasalnya investasi CCUS cukup berat,” ujar Budiman.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan pihak kementerian tengah merancang Peraturan Menteri (Permen) terkait penggunaan teknologi CCUS.
Tutuka menyebut, saat ini proses rancangan CCUS sedang dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Draf Permen ESDM tentang CCUS telah dirancang sejak Agustus tahun lalu diharap bisa rampung pada akhir tahun ini.
"Sudah masuk ke harmonisasi Kemenkumham. Kementerian ESDM juga berkoordinasi dengan Kemenko Marves, KLHK, dan institusi internasional. Permen ESDM saat ini sedang dipersiapkan," kata Tutuka.