Wall Street Anjlok, Hapus Hasil Reli Saham sejak Pelantikan Trump

ANTARA FOTO/REUTERS/Lucas Jack
Ilustrasi. S&P 500 telah anjlok sekitar 29% dari rekor penutupan tertinggi yang dibuatnya pada 19 Februari.
Penulis: Agustiyanti
19/3/2020, 06.53 WIB

Pasar akan terus beroperasi di bawah jam perdagangan normal meskipun ada penutupan lantai. Pengumuman itu muncul ketika semakin banyak perusahaan mulai menutup kantor dan mengarahkan staf untuk bekerja dari rumah di tengah kekhawatiran wabah virus corona.

Hingga Rabu malam, lebih dari 7.500 orang Amerika telah terinfeksi virus corona dan lebih dari 110 orang meninggal.
NYSE mengatakan kedua orang yang dites positif terkena virus corona berada di gedung Exchange pada 13 Maret lalu, dan bangunan itu dibersihkan pada hari berikutnya.

 (Baca: Sri Mulyani Siapkan Stimulus Jilid III untuk Redam Penyebaran Corona)

Seluruh reli yang terjadi pada bursa saham AS sejak Trump terpilih hampir sirna. S&P 500 telah anjlok sekitar 29% dari rekor penutupan tertinggi yang dibuatnya pada 19 Februari.

Dalam salah satu ramalan paling mengerikan yang dikeluarkan terkait potensi serangan dari epidemi, seorang ekonom JP Morgan mengatakan ekonomi AS dapat menyusut 4% kuartal ini dan 14% kuartal berikutnya, dan untuk tahun ini kemungkinan akan menyusut 1,5%.

"Pasar benar-benar bereaksi terhadap rasa takut dan ketidakpastian dan kami tidak berpikir itu berakhir sampai ia menemukan dasar pada harga saham. Dasarnya harus ditemukan dalam penahanan penyebaran virus dan dampak ekonomi," kata Nela Richardson, ahli strategi investasi di Edward Jones, dikutip dari Reuters.

Halaman: