Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ke belakang menunjukkan peningkatan sebesar 1,31% pada posisi 6.456,5 dari 6.373,3 pada pekan sebelumnya. Sepekan ke depan, IHSG diprediksi akan melanjutkan kenaikannya.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperkirakan, laju IHSG sepekan ke depan berpeluang untuk bergerak di antara level 6.435 hingga 6.485. Sentimen yang mampu mempengaruhi laju IHSG sepekan depan berasal dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
"Dari Amerika, pekan depan ada beberapa data yang dinantikan, khususnya terkait dengan data Markit US Manufacturing PMI, Markit US Services PMI, dan Markit US Composite PMI," kata Nico pada Minggu (21/7) ketika dihubungi melalui pesan singkat. Menurutnya, tiga data yang dijadwalkan keluar pada pertengahan pekan ini akan menjadi tolok ukur mengenai pertumbuhan ekonomi di Amerika.
Selanjutnya data dari Negeri Paman Sam yang dijadwalkan rilis pada akhir pekan mendatang yaitu produk domestik bruto (PDB) AS triwulan kedua. Nico memperkirakan, pertumbuhan PDB AS tersebut akan melambat cukup signifikan dari sebelumnya 3,1% menjadi 1,9%.
(Baca: Rekonsiliasi Politik Hingga Bunga Acuan Topang IHSG Sepekan Naik 1,31%)
Sementara itu dari Eropa, bakal ada beberapa pengumuman data-data ekonomi selama sepekan ke depan yaitu, Markit Eurozone manufacturing PMI, Markit Eurozone Services PMI, dan rilis data Markit Eurozone Composite.
Tidak hanya itu, pertemuan Bank Sentral Eropa pada 25 Juli waktu setempat juga dinilai menjadi sentimen pasar modal dalam negeri pekan depan. "Hal ini akan memulai rangkai dari pertemuan bank sentral khususnya Bank Sentral AS pekan depannya," kata Nico.
Nico memberikan catatan, bila data ekonomi Amerika dan Eropa sama-sama membaik, akan ada dorongan indeks global untuk bergerak naik. Sedangkan, bila data-data tersebut jelek, namun didukung oleh pernyataan dovish dari pertemuan Bank Sentral Eropa, bisa menjadi dorongan bagi pasar. "Khususnya emerging market (negara berkembang)," katanya.
Hari ini, Senin (22/7) IHSG Diprediksi Naik
Sementara itu, untuk perdagangan IHSG khusus untuk Senin (22/7), diprediksi oleh beberapa analis berpeluang terkonsolidasi meningkat secara teknikal. Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menilai IHSG berpeluang menguat dengan support di level 6.417 sampai 6.377 dan resistance di level 6.457 sampai 6.500.
(Baca: Inilah 10 Saham Paling Cuan Selama Sepekan, Emiten Baru Untung 111%)
Beberapa sentimen yang bakal mempengaruhi laju indeks dalam negeri salah satunya datang dari AS. "Sentimen IHSG (Senin) dari potensi penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Fed (Federal Reverse)," kata Hans melalui pesan singkat, Minggu (21/7).
Seperti diketahui, The Fed dijadwalkan melakukan rapat pengambil kebijakan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30-31 Juli 2019. Pelaku pasar berekspektasi The Fed bakal melonggarkan kebijakan terkait suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR), sebesar 25 basis poin (bps). The Fed saat ini mematok tingkat suku bunga overnight dalam kisaran antara 2,25% hingga 2,5%.
Sinyal penurunan suku bunga acuan AS semakin kuat berhembus setelah pejabat bank sentral di negara itu, memberikan dukungan penurunan suku bunga agresif bulan ini. Pada konferensi pada Kamis lalu waktu setempat, Presiden The Fed New York, John Williams, menyoroti perlunya tindakan cepat jika pembuat kebijakan menyimpulkan ekonomi sedang dalam kesulitan.
Wakil Ketua The Fed Richard Clarida pun memperkuat sinyal tersebut dengan mengatakan kepada Fox Business Network, pemerintah tidak harus menunggu ekonomi turun untuk bertindak. Pasar keuangan langsung bereaksi cepat dengan pernyataan tersebut, dengan peluang pemotongan suku bunga 50 basis poin pada FOMC hampir 70%.
(Baca: IHSG Ditutup Naik, Saham BCA dan Gudang Garam Dikoleksi Asing)
Senada, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji juga menilai IHSG secara teknikal terindikasi ada potensi meneruskan kenaikan pada perdagangan pasar modal hari ini. "Sehingga berpeluang menuju ke area resistance," kata Nafan Aji dalam risetnya Jumat (19/7).
Dalam risetnya tersebut, secara teknikal resistance pertama pada laju IHSG berada di level 6.469,5, sedangkan resistance kedua berada di level 6.482,6. Ada pun, support pertama IHSG pada perdagangan Senin yaitu berada di level 6.430,4 dan support kedua di level 6.404,4.
Rekomendasi Saham Hari Ini
Ada pun Nafan memberikan sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, dilihat secara teknikal. Seperti PT Astra International Tbk (ASII) yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.
Akumulasi beli pada area level 7.000 hingga 7.200, dengan target harga secara bertahap di level 7.300, 7.400, dan 7.700. Sementara area support saham ini di level 7.000 dan 6.850.
Lalu saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan akumulasi beli pada area 8.825 hingga 8.925, di mana target harga di level 9.025, 9.125, 9.225, dan 9.625. Sementara area support saham BBNI di level 8.825 dan 8.525.
Selanjutnya ada saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) dengan akumulasi beli pada area level 148 hingga 152, dengan target harga secara bertahap di level 154 dan 158. Sementara area support saham BWPT berada di level 148 dan 145.
(Baca: BTN dan Bank Mandiri akan Gelar RUPSLB Akhir Agustus 2019)
Sementara, Hans Kwee juga memberikan rekomendasi seperti saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang berpeluang naik dengan area akumulasi di level 4.170 sampai 4.320. Area cut loss saham AKRA bila turun di bawah level 4.080 dan target kenaikan ke level 4.490 sampai 4.580.
Lalu, saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) juga berpeluang naik dengan area akumulasi di level 1.625 sampai 1.665. Area cut loss BJBR bila turun di bawah level 1.590 dan target penguatan ke level 1.730 sampai 1.765.
Di sisi lain, Hans menilai saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berpeluang turun dengan area sell on strength di level 2.490 sampai 2.420. Area buy back saham WIKA jika break level 2.540 dan target turun ke level 2.340 sampai 2.290.
Lalu, saham PT Vale Indonesia (INCO) juga diprediksi berpeluang turun, dengan area sell on strength di level 3.300 sampai 3.120. Area buy back INCO jika break level 3.370 dan target penurunan ke level 2.990 sampai 2.930.
(Baca: Bunga Acuan BI Dipangkas 25 Basis Poin, Harga Saham Bank Besar Turun)