Neraca Dagang Juni hingga Rekonsiliasi Politik Pengaruhi IHSG Hari Ini

Arief Kamaludin|KATADATA
IHSG pada perdagangan Senin (15/7) bergerak di sekitar level 6.335 hingga 6.395 dengan potensi menguat.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Sorta Tobing
15/7/2019, 09.16 WIB

Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu mengalami koreksi tipis 0,002% dibandingkan pekan sebelumnya. IHSG berada di level 6.373,3, sedangkan indeks dalam negeri pada pekan sebelumnya berada di level 6.373,4. Lantas, sentimen apa saja yang bakal memengaruhi perdagangan IHSG hari ini, Senin (15/7)?

1. Neraca Dagang

Badan Pusat Statistik (BPS) bakal mengumumkan data neraca dagang untuk periode Juni 2019. Menurut survei yang dilakukan Reuters kepada 11 ekonom, diperkirakan neraca dagang kembali mencatat surplus hingga US$ 690 juta atau sekitar Rp 9,64 triliun. Angka tersebut  menjadi surplus perdagangan terbesar sepanjang tahun ini.

Menurut survei itu, surplus perdagangan periode Juni 2019 kemungkinan ditopang oleh penurunan impor. Sementara ekspor belum terlihat menggeliat seiring dengan melemahnya tren perdagangan global. Para ekonom memperkirakan ekspor Juni turun 8,7% secara tahunan (year-on-year). Sementara jika dibandingkan Mei 2019 akan mengalami kontraksi 8,5%.

"Impor juga diprediksi menurun 5,0% per tahun. Sedangkan jika dibandingkan bulan sebelumnya, diprediksi terjadi penurunan 17,3%," tulis Reuters dalam laporannya dikutip Minggu (14/7).

(Baca: Tertinggi Sepanjang 2019, Neraca Dagang Juni Ditaksir Surplus Rp 9,6 T)

2. Peluang Penurunan Suku Bunga Acuan

Pekan lalu, Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve System (The Fed) Jerome Powell  memberi sinyal kepastian akan memangkas suku bunga. Pernyataan ini ia sampaikan saat bertemu dengan Komite Keuangan DPR AS.

Investor memprediksi suku bunga AS akan terpotong pada pertemuan Fed berikutnya, pada 30-31Juli. Powell melihat, ketegangan perdagangan dan kekhawatiran tentang ekonomi global membebani prospek ekonomi AS. "Kami telah sepakat untuk memulai lagi negosiasi dagang dengan Tiongkok dan itu adalah langkah konstruktif. Tapi itu tidak menghilangkan ketidakpastian," ujar Powell seperti dikutip dari Reuters.

Pidato tersebut sempat berefek pada menguatnya nilai tukar rupiah yang dibuka menguat pada Kamis lalu, di level Rp 14.105 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda naik ke Rp 14.095 per dolar AS atau sebesar 0,26% dibanding penutupan malam sebelumnya.

(Baca: The Fed Akan Turunkan Suku Bunga, Rupiah Menguat Jadi 14.095 per US$)

IHSG Menguat (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

3. Tren Naiknya Harga Minyak

Mengutip dari Antara, harga minyak dunia lebih tinggi pada penutupan perdagangan Sabtu lalu karena ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah memberikan dukungan, sementara keuntungan dibatasi oleh kekhawatiran atas surplus minyak mentah global.

Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik tipis 0,01 dolar AS menjadi menetap pada 60,21 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 0,20 dolar AS menjadi ditutup pada 66,72 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Sebelumnya pun harga minyak dunia juga sempat terkerek naik mencapai level tertinggi dalam enam pekan pada perdagangan Kamis (11/7). Pendorong harga minyak kali ini adalah potensi badai yang akan terjadi di Teluk Meksiko.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent sempat mencapai titik tertinggi pada pembukaan perdagangan di level US$ 67,65. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate crude (WTI) dalam perdagangan berjangka mencapai harga US$ 60,94 per barel.

(Baca: Badai Meksiko Dorong Harga Minyak Naik, Tertinggi Dalam Enam Minggu)

4. Rekonsiliasi Joko Widodo-Prabowo Subianto

Pertemuan perdana dua calon presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto, usai Pilpres 2019 dinilai bakal diapresiasi oleh investor di pasar modal dalam negeri. Jokowi dan Prabowo menggelar pertemuan perdana yang dilakukan sambil menjajal MRT ini. Jokowi mengatakan pertemuan tersebut layaknya pertemuan antar-sahabat, kawan, maupun saudara.

Ia berharap para pendukung masing-masing calon presiden bisa meniru rekonsiliasi ini. "Tidak ada lagi namanya cebong, tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada adalah Garuda Pancasila," katanya menambahkan.

Prabowo Subianto juga mengungkapkan hal senada  seperti yang diungkapkan Presiden Jokowi. "Tidak ada cebong-cebong, tidak ada kampret-kampret, semuanya merah-putih," kata Prabowo.

Pertemuan tersebut dinilai bakal mempengaruhi laju IHSG pada perdagangan hari ini. "Harusnya hijau (naik) karena kan ini rekonsiliasi yang ditunggu oleh banyak pihak," kata Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus kepada Katadata.co.id, Sabtu (13/7).

Karena itu dia memperkirakan IHSG pada perdagangan Senin bergerak di sekitar level 6.335 hingga 6.395 dengan potensi menguat terpengaruh rekonsiliasi dua tokoh politik Indonesia tersebut. Pada perdagangan terakhir Jumat (12/7), IHSG ditutup pada level 6.373,3 atau turun 0,68%.

(Baca: Jokowi Bertemu Prabowo: Tak Ada Lagi Cebong dan Kampret)