Rencana PT Gunung Raja Paksi mencatatkan saham perdana di pasar modal (initial public offering/IPO) bakal terealisasi dalam waktu dekat. PT Kresna Securities akan bertindak sebagai penjamin emisi IPO alias underwriter.
Direktur Utama Kresna Securities Octavianus Budianto mengatakan, perusahaan bakal menggunakan laporan keuangan Maret 2019, sehingga tenggat dokumennya yaitu September 2019. Sebelumnya, rencana IPO perusahaan industri pengolahan baja ini sempat tertunda beberapa kali.
Sebelumnya, perusahaan berencana melepas saham baru ke publik dengan menggunakan laporan keuangan Juni 2018 tapi tertunda. Gunung Raja Paksi kemudian ingin menggunakan laporan keuangan tahun buku 2018. Ketika itu perusahaan sempat berencana melepas 10% saham, lalu menaikkan menjadi 20%.
Namun, untuk rencana IPO saat ini, porsi saham yang dilepas ke publik kembali ke rencana awal. "Akan lepas 10%," kata Octavianus ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (11/7). Dari 10% saham yang dilepas ke publik, Gunung Raja Paksi menargetkan raihan dana hingga Rp 1 triliun.
(Baca: Dikabarkan Akan IPO Jumbo, Produsen Softex Temui Regulator Bursa)
Dana tersebut rencananya akan digunakan perusahaan untuk mendukung ekspansi, investasi pabrik, peningkatan utilitasi produksi, serta tambahan modal kerja.
Gunung Raja Paksi merupakan bagian dari PT Gunung Steel Group, industri baja dalam negeri pesaing Krakatau Steel. Gunung Steel Group saat ini tercatat memiliki sejumlah pabrik yang mempekerjakan lebih dari lima ribu karyawan dengan kapasitas produksi baja sebesar 2,8 juta ton per tahun.
Pada akhir Januari 2019 lalu, Presiden Direktur Gunung Raja Paksi, Aloisius Maseimilian mengatakan perusahaan berkomitmen memenuhi kebutuhan pasar domestik. Sehingga baja nasional memiliki peran dominan dalam industri baja nasional serta peningkatan ekspor.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyambut baik rencana IPO Gunung Raja Paksi. Sebab, pelepasan saham kepada masyarakat merupakan langkah positif untuk peningkatan profesionalisme manajemen.
Enggar mengungkapkan, industri baja merupakan salah satu tumpuan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Prospeknya besar apalagi sekarang pemerintah memastikan pembangunan akan berkelanjutan," ujarnya.
(Baca: Ekspansi, Satyamitra Kemas Naikkan Kapasitas Produksi Dua Kali Lipat)