Berkat Saham BRI, Mandiri, dan Astra, IHSG Ditutup Naik 0,35%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Rabu (10/7) ditutup menguat 0,35% ke posisi 6.410,68. Beberapa saham pendorongnya antara lain BBRI, BMRI, dan ASII.
Penulis: Happy Fajrian
10/7/2019, 17.47 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sore ini, Rabu (10/7), menguat 22,36 poin atau 0,35% ke posisi 6.410,68.

Menurut data BEI sejumlah saham memiliki peran yang signifikan dalam mendorong kinerja IHSG. Beberapa saham tersebut di antaranya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang naik 1,36%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 0,63%, serta PT Astra International Tbk (ASII) naik 2,46%.

Selain ketiga saham tersebut saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang melesat naik 4,6% serta saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang naik 5,16% turut memiliki peran besar dalam menopang kinerja IHSG.

Sementara itu menurut data RTI Infokom, total transaksi saham hari ini mencapai Rp 7,66 triliun dari 18,86 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 483.835 kali oleh investor. Sebanyak 233 saham naik, 189 saham turun, dan 136 saham stagnan.

(Baca: Anggap Bakrie Telecom Belum Serius, BEI Tak Buka Suspensi Saham)

Dua emiten yang baru melantai di bursa saham hari ini yakni PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA) dan PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) masuk ke dalam jajaran saham top gainers. Saham ARKA ditutup naik 50% sedangkan saham INOV naik 49,6%.

Beberapa saham top gainers lainnya yaitu PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) yang baru go public Mei 2019 naik 25%, PT Steadfast Marine Tbk (KPAL) naik 16,67%, dan PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) naik 10,48%.

Di sisi lain, dana asing kembali mengalir masuk ke pasar saham nasional sebesar Rp 357,55 miliar, yakni Rp 410,49 miliar di pasar reguler, dan Rp 52,93 miliar mengalir keluar dari pasar negosiasi/tunai.

Ada tiga saham yang menjadi sasaran beli investor asing hari ini yaitu saham BMRI dengan pembelian bersih (net buy) Rp 252,8 miliar, ASII Rp 137,8 miliar, dan BBRI Rp 89,7 miliar. Selain itu investor asing juga memburu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 65,4 miliar, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 27,3 miliar.

(Baca: Usai Terkoreksi 6% Karena Isu Pajak, Saham Adaro Kembali Menghijau)

Dipengaruhi Rilis Data Ekonomi Nasional

Dilansir dari Antara, Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan kinerja positif IHSG dipengaruhi oleh stabilitas fundamental makroekonomi nasional yang inklusif dan berkesinambungan yang menjadi katalis positif bagi indeks.

Salah satunya yaitu data penjualan ritel periode Mei yang mengalami kenaikan dibandingkan periode April 2019. "Data retail sales per Mei mengalami kenaikan dari 6,7% menjadi 7,7% disikapi positif oleh para pelaku pasar," kata Nafan.

Sedangkan dari global, para pelaku pasar mengapresiasi agenda pertemuan bilateral mendatang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dalam rangka negosiasi perdagangan di antara kedua negara tersebut.

"Sementara itu, sentimen The Fed yang diproyeksikan memberikan dovish statement memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi bagi para pelaku pasar," kata Nafan.

(Baca: Jababeka Terancam Gagal Bayar Utang Di Tengah Kinerja Keuangan Positif)

Di sisi lain, penguatan harga komoditas dunia, dengan adanya sentimen dari proyeksi US Crude Oil Inventories yang akan mengalami minus 1,9 sampai minus 3 juta barel, juga turut mempengaruhi penguatan indeks.

Sejalan dengan IHSG, mayoritas bursa saham Asia juga berakhir di zona hijau. Indeks Strait Times naik 0,33%, Hang Seng naik 0,31%, dan Kospi naik 0,33%. Sementara itu indeks Shanghai terkoreksi 0,44% dan Nikkei turun 0,15%.