Anggap Bakrie Telecom Belum Serius, BEI Tak Buka Suspensi Saham

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Karyawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (14/6/2019).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
10/7/2019, 15.27 WIB

Beberapa layanan yang akan ditawarkan Bakrie Telecom usai transformasi bisnis di antaranya layanan contact center services, premium access number, serta voice & data solution untuk pelanggan korporasi, UKM, dan residensial.

(Baca: Suksesi Grup Bakrie setelah 2002, Anindya Pimpin Bakrie & Brothers)

Namun pihak Bursa bakal melakukan diskusi dengan pengurus perusahaan untuk mengkaji alasan perusahaan memilih bisnis yang ingin digeluti tersebut disertai dengan riset-riset agar memperkuat argumentasinya. Termasuk, berdiskusi mengenai rencana perusahaan yang belum terinformasikan kepada publik.

"Yang penting adalah, Board of Director melakukan action. Itu yang kami tunggu buat perusahaan-perusahaan yang kondisi keberlanjutannya diragukan," kata Nyoman.

Disampaikan oleh perusahaan, transformasi bisnis Bakrie Telecom akan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi industri telekomunikasi saat ini.

Menurut penilaian mereka, operator telekomunikasi di Indonesia saat ini mencatat pertumbuhan pendapatan dengan kontribusi utama dari pertumbuhan layanan data pelanggan prabayar. Namun, untuk layanan voice dan SMS mengalami penurunan.

Meski demikian, pertumbuhan pendapatan dari layanan data tidak mampu menutupi kebutuhan belanja modal (capex) untuk jaringan layanan data, terutama di jaringan 4G/LTE yang cukup besar. Sehingga pengembalian investasi layanan data tersebut diperkirakan tidak dapat tercapai dalam jangka pendek.

(Baca: Perusahaan Tambang Grup Bakrie Bayar Utang Rp 281 Miliar)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin