Pekan Pemilu, Analis Lihat Potensi IHSG Menguat Siapapun Presiden RI

ANTARA FOTO/Agung M Rajasa
Penulis: Ihya Ulum Aldin
15/4/2019, 07.38 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,05% ke level 6.405,8, pekan lalu. Analis memprediksi laju IHSG akan bergerak bervariasi pada pekan ini. Namun, ada potensi IHSG menguat setelah penyelenggaraan Pemilu 2019 pada Rabu (17/4).

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, siapa pun pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dikabarkan terpilih, bisa membuat IHSG menguat. Namun, berdasarkan analisisnya atas Pemilu 2004 hingga Pemilu 2014, potensi penguatan lebih besar bila petahana menang.

"Jika petahana yang menang, penguatan IHSG, maupun rupiah, bakal terjadi. Tapi, kalau yang menang calon lain, tetap naik, tapi tidak sekuat yang petahana," kata Nico kepada katadata.co.id, Jumat (12/4).

(Baca: Jelang Pemilu 2019, Investor Khawatir Kondisi Politik Dalam Negeri)

Alasannya, petahana sudah memiliki peta jalan (roadmap)  berbagai kebijakan yang bisa diteruskan ke depan. Sedangkan penantang, bisa jadi akan mengubah kebijakan-kebijakan ekonomi.

Beberapa waktu lalu, Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya mengatakan, investor asing akan mencermati Pemilu 2019. Kemungkinannya, investor asing akan mencoba mengambil langkah awal atau'wait and see'  hingga hasil Pemilu keluar.

Namun, berdasarkan data historis di tiga Pemilu sebelumnya, pasar saham Indonesia mencatatkan imbal hasil (return) yang positif dalam jangka waktu enam bulan setelah pelaksanaan Pemilu. Enam bulan setelah Pemilu 2004, IHSG naik 41%, sedangkan enam bulan setelah Pemilu 2009 IHSG naik 25%, dan setelah Pemilu 2014 IHSG naik 4%.

Meski begitu, ada beberapa data atau informasi lain yang perlu diperhatikan untuk membaca pergerakan pasar saham ke depan, seperti laporan keuangan emiten, fundamental ekonomi, serta iklim investasi suatu negara.

(Baca: BI: Aliran Masuk Modal Asing April 2019 Capai Rp 91 Triliun)

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan, pergerakan IHSG, secara teknikal, terasa cukup berat pada awal pekan ini,. Penyebabnya, IHSG masih dibayangi tren pelemahan pekan lalu.

"Pergerakan IHSG cenderung akan menguji level support sehingga memberikan sinyal bearish (turun) berkelanjutan," kata dia dalam analisis tertulisnya. Ia memprediksikan IHSG akan bergerak melemah dengan menguji level support pada rentang 6.350-6.425. 

Beberapa sentimen bakal mempengaruhi IHSG, di antaranya penundaan Brexit selama enam bulan. International Monetary Fund (IMF) menganggap mundurnya kesepakatan Brexit, akan menekan ekonomi global yang sedang melambat, hingga dapat menyebabkan ketidakpastian baru.

Selain itu, investor akan terfokus pada data dari dalam negeri karena ada rilis data penjualan mobil hingga aktifitas neraca perdagangan. "Di Tiongkok akan ada data penjualan ritel hingga produk domestik bruto (PDB) pada tengah pekan," kata dia, menambahkan.

Reporter: Ihya Ulum Aldin