Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak relatif mendatar dengan penurunan sebesar 4,30 poin atau 0,07% ke level 6.405,87 pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir pekan ini, Jumat (12/4). Sementara itu indeks LQ45 naik 0,05% menjadi 1.008,47.
Kinerja IHSG berkebalikan dengan bursa saham utama Asia yang mayoritas berakhir di zona hijau. Indeks Hang Seng naik 0,24%, Nikkei naik 0,73%, Kospi naik 0,41%, KLCI naik 0,37%, dan Strait Times naik tipis 0,03%. Indeks yang kinerjanya sejalan dengan IHSG yaitu indeks Shanghai yang turun 0,04%, dan PSEi yang terkoreksi 0,94%.
Sepanjang hari ini total transaksi saham di BEI tercatat mencapai Rp 12,35 triliun dari 17,02 miliar lembar saham yang diperdagangkan oleh investor. Sebanyak 232 saham bergerak turun, 158 saham naik, dan 138 saham tetap.
Dilihat secara sektoral, laju koreksi IHSG terutama didorong oleh saham-saham di sektor aneka industri yang terkoreksi 1,01, industri dasar turun 1,38%, pertanian turun 0,35%, dan keuangan turun 0,19%. Sektor konsumer menjadi penolong IHSG dengan kenaikan 1,08%.
(Baca: IHSG Akhir Pekan Diperkirakan Turun karena Pemilu dan Sentimen Global)
Beberapa saham yang paling signifikan menarik turun IHSG di antaranya saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang turun 5,65%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) turun 1,03%, PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) turun 4,76%, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 1,01%, serta PT Astra International Tbk. (ASII) turun 0,99%.
Laju koreksi IHSG hari ini diwarnai oleh aksi jual investor asing. Total jual bersih (net sell) saham oleh investor asing hari ini mencapai Rp 1,05 triliun, dengan Rp 614,22 miliar dilakukan di pasar reguler dan Rp 433,36 miliar di pasar negosiasi/tunai.
Saham perbankan menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dijual investor asing yakni senilai Rp 206,4 miliar. Kemudian saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) Rp 99,3 miliar, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp 76 milar, serta saham BMRI Rp 68,9 miliar.
Selain saham bank, saham TLKM menempati posisi kelima terbesar saham yang paling banyak dilepas asing yakni Rp 50,8 miliar, dan saham CPIN Rp 27,1 miliar.
(Baca: Jelang Pemilu 2019, Investor Khawatir Kondisi Politik Dalam Negeri)
Menjelang pemilu pada 17 April mendatang investor cenderung bersikap 'wait and see' sehingga masih membuat IHSG terkonsolidasi dalam jangka pendek.
Menurut hasil survei Katadata Investor Confidence Index (KICI) terhadap 255 investor institusi di pasar finansial, kondisi politik dalam negeri menjadi sumber utama kekhawatiran investor di Indonesia dengan 36% dari responden. Sedangkan 30% responden menyatakan khawatir dengan kondisi ekonomi global, 13% responden mengkhawatirkan situasi keamanan dalam negeri, dan 9% responden memberi perhatian pada faktor ekonomi nasional.
Sementara itu kondisi global masih cukup menantang dengan adanya potensi perang dagang Amerika Serikat (AS) yang meluas ke Uni Eropa, proses Brexit yang masih belum menemukan titik temu di tingkat parlemen Inggris, serta ancaman perlambatan ekonomi global.
Walaupun ada sinyal positif dari perundingan dagang AS-Tiongkok, dengan kedua pihak dikabarkan telah menyepakati mekanisme penegakkan kesepakatan dagang. Masing-masing pihak akan membentuk tim sendiri yang akan memastikan kesepakatan dagang benar-benar dijalankan.
Namun investor diperkirakan masih akan dalam mode waspada hingga detail kesepakatan dagang tersebut telah ada dan ditandatangani oleh presiden kedua negara. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa dia akan mengadakan konferensi tingkat tinggi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping jika perjanjian dagang telah disepakati.
(Baca: Bukukan Pendapatan, Saham Bumi Resources Kembali Diperdagangkan)