Efek Bunga Acuan The Fed dan Aura Damai AS-Tiongkok, IHSG Naik 1,06%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia
Penulis: Happy Fajrian
31/1/2019, 20.00 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (31/1), dengan manis. IHSG naik 1,06% ke level tertingginya tahun ini pada posisi 6.532,97.

Dengan kenaikan 1,06%, IHSG menjadi indeks dengan kinerja terbaik ketiga di Asia yang mayoritas berakhir di zona hijau. Indeks Nifty naik paling tinggi sebesar 1,87%, diikuti Hang Seng 1,08%, kemudian IHSG dan Nikkei dengan kenaikan 1,06%, Strait Times naik 0,50%, Shanghai naik 0,35%, dan PSEi naik 0,34%. Namun, ada dua indeks Asia yang terkoreksi hari ini yaitu KOSPI yang turun tipis 0,06% dan KLCI turun 0,03%.

Transaksi saham di BEI hari ini tercatat mencapai Rp 28,04 triliun dari 23,55 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 505.444 kali oleh investor. Sebanyak 231 saham berkinerja positif, 174 saham terkoreksi dan 125 saham stagnan.

Di sisi lain, investor asing melakukan pembelian bersih saham hingga Rp 1,48 triliun di pasar reguler. Namun di pasar negosiasi dan pasar tunai, dana asing masih keluar dari pasar modal Indonesia dengan penjualan bersih mencapai Rp 11,54 triliun.

(Baca: Keputusan The Fed Tahan Kenaikan Bunga Picu Penguatan Kuat Rupiah)

Menurut data RTI, ada enam saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing hari ini yang nilai pembeliannya lebih dari Rp 100 miliar. Saham-saham tersebut yaitu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pembelian bersih mencapai Rp 548,9 miliar. Diduga, investor asing mengoleksi saham BRI karena kinerja BRI tahun lalu yang labanya tumbuh hingga 11,6%.

Kemudian saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan pembelian bersih Rp 418,2 miliar, lalu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 188 miliar, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 176,2 miliar, PT Astra Internasional Tbk (ASII) Rp 174,8 miliar, serta PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Rp 164 miliar.

Delapan dari sepuluh indeks sektoral mencatatkan kinerja positf dengan lima sektor naik lebih dari 1%, menopang kinerja IHSG. Sektor keuangan naik paling tinggi 1,73%, diikuti infrastruktur naik 1,68%, tambang naik 1,56%, aneka industri naik 1,15%, dan properti naik 1,33%.

Sektor manufaktur dan barang konsumsi juga naik lumayan hari ini, masing-masing naik 0,48% dan 0,62%. Dua sektor yang terkoreksi hari ini yaitu sektor industri dasar yang turun sebesar 0,21%, dan pertanian turun 0,17%. Keduanya sedikit menahan laju kenaikan IHSG hari ini.

(Baca: Investasi Melambat, Sri Mulyani Sebut Karena Guncangan Global)

Keputusan bank Sentral Amerika Serikat yang menahan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR) pada level 2,25%-2,50% menjadi sentimen yang mendorong kinerja bursa Asia dan IHSG. Terlebih lagi The Fed telah menyampaikan sikapnya yang lebih menahan (dovish) laju kenaikan bunga acuannya tahun ini. Sebelumnya The Fed menyatakan akan secara bertahap menaikkan suku bunga acuannya.

Ditahannya bunga FFR membuat perekonomian dan perusahaan asal AS memiliki tenaga lebih untuk tumbuh di tengah ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi global. "Mengingat perkembangan ekonomi dan keuangan global dan tekanan inflasi yang mereda, komite akan bersabar dalam menentukan penyesuaian kisaran target FFR di masa depan," tulis pernyataan The Fed.

Sentimen positif juga datang dari perkembangan negosiasi dagang lanjutan antara AS dan Tiongkok yang saat ini tengah berlangsung di ibukota AS, Washington DC. Pihak Tiongkok menunjukkan itikad yang sangat baik untuk mencapai kesepakatan dengan AS dan segera mengakhiri perang tarif yang telah melukai perekonomian dunia.

Saat ini Tiongkok tengah berupaya untuk mengesahkan rancangan undang undang (RUU) yang akan melarang transfer teknologi secara paksa terhadap perusahaan asing dan intervensi pemerintah secara ilegal terhadap perusahaan asing yang beroperasi di Tiongkok.

(Baca: The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, IHSG dan Bursa Asia Kompak Naik)