E-Commerce Pertama Tercatat di BEI, Kioson Bidik Mitra Kios Naik 400%

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Ilustrasi perdagangan di BEI, Jakarta.
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yuliawati
5/10/2017, 12.16 WIB

Jasin kembali menjelaskan, alasan perusahaan mencari pendanaan di bursa karena ingin investor retail juga menikmati investasi di perusahaan berbasis digital. Selama ini, keuntungan perusahaan digital hanya dinikmati perusahaan besar yang menjadi penyuntik modal di dalamnya. Selain itu, Kioson juga tidak mencapai kesepakatan dengan perusahaan modal ventura terkait dengan kepemilikan saham.

Jasin menuturkan, Kioson berencana menggunakan 75,95% dana IPO untuk mengakuisisi PT Narindo Solusi, perusahaan agregator e-voucher yang telah memiliki banyak pelanggan dari perusahaan e-commerce besar. Narindo sendiri diklaim memiliki pendapatan sekitar Rp 400 miliar sampai dengan April 2017 ini.

Di tahun 2018, Narindo ditargetkan dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp 2 triliun. Adapun, rencana akuisisi ini akan dilangsungkan pada pekan depan. Dengan demikian, jaringan Kioson di daerah pun akan semakin kuar dan profitabilitas Narindo dapat memperkuat bottom line Kioson itu sendiri.

Komisaris Kioson Roby Tan menjelaskan, Kioson ini merupakan e-commerce yang akan menghubungkan pembeli dengan kebutuhan akan barang yang diperlukan melalui mitra-mitra kios yang ada. Dirinya menjelaskan, Kioson melayani segmen pasar di daerah-daerah terpencil untuk melayani masyarakat yang belum memiliki akun perbankan. Dengan demikian, sistem pengambilan barang dan pembayaran bisa dilakukan di kios mitra tersebut.

"Kioson menciptakan suatu platform agar masyarakat bisa belanja online dan melakukan pembayaran," ujarnya.

Adapun omset Kioson mencapai Rp 25,9 miliar atau naik 445% dibanding posisi sama tahun lalu. Sementara itu, beban pokok penjualan meningkat 398% menjadi Rp 25,5 miliar. Dengan perkembangan tersebut, perusahaan masih belum mencetak laba. Kioson membukukan kerugian sebesar Rp 4,4 miliar.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian