PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan sedikitnya dua perusahaan digital yang bergerak di sektor e-commerce akan melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) tahun ini. Setelah Kioson yang melangsungkan aksi korporasi tersebut, kali ini giliran Mcash yang akan menyusulnya.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, Kioson dan Mcash akan melakukan IPO tahun ini. Keduanya pun dinilai bukan merupakan bentuk startup yang baru dirintis. Karenanya, aturan IPO mengikuti yang telah berlaku saat ini.
"Belum ada aturan khusus yang diberikan kepada mereka," ujarnya saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin (11/9). (Baca: Startup Pertama Masuk Bursa, Kioson Bidik Dana Segar Rp 45 Miliar)
Samsul kembali menjelaskan, dengan mengacu pada aturan yang ada, kedua perusahaan ini nantinya akan dimasukkan ke sektor retail. Pertimbangannya, jenis usaha mereka yakni sebagai penyedia sarana transaksi retail ke bentuk digital.
Barang-barang yang mereka jual pun adalah barang-barang retail kebutuhan masyarakat sehari-hari, seperti pembelian pulsa secara online. Kedua perusahaan e-commerce ini dinilai tidak dimasukkan dalam sektor teknologi karena untuk menentukan bidang usaha di bursa saat ini dilihat dari pendapatan terbesarnya.
"Nah, pendapatan terbesar mereka dari retail," ujar Samsul. (Baca juga: OJK Turunkan Batasan Aset IPO agar Startup Bisa Masuk Bursa)
Menurutnya akan ada perusahaan-perusahaan rintisan (startup) lain yang akan melakukan IPO. Namun, dirinya belum bisa menjelaskan siapa dan kapan aksi korporasi tersebut bisa dilakukan. Yang jelas, akan ada startup hasil binaan BEI yakni dari IDX Incubator yang disiapkan untuk melantai di bursa.
Sebelumnya, Kioson telah melakukan paparan publik terlebih dulu terkait aksi IPO yang akan dilakukannya. Perusahaan ini merupakan startup pertama yang akan melantai di bursa. Adapun, target perolehan dana segar dari aksi korporasi ini sebesar Rp 45 miliar.
Direktur Utama Kioson Jasin Halim mengatakan pihaknya memilih mencari pendanaan di pasar modal lantaran enggan melepas mayoritas kepemilikannya ke perusahaan modal ventura. "Banyak Venture Capital kebanyakan mau investasi mayoritas. Kami belum siap, makanya kami memilih jalur IPO," kata Jasin.
(Baca juga: Bos GDP Venture: Dari Seribu Startup, Hanya 2% yang Bertahan)
Kioson akan menawarkan sebanyak-banyaknya 150 juta lembar saham atau 23,07% dari total modal ditempatkan dengan rentang harga Rp 280-300 per lembar saham. Dengan demikian, perusahaan menargetkan dapat memperoleh dana segar sebesar Rp 42-45 miliar.
Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis. Adapun penawaran awal saham (book building) dilakukan 7-11 September 2017 dengan Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin emisinya (underwriter).