OJK Minta Modern Jelaskan Penutupan Gerai 7-Eleven

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yuliawati
3/7/2017, 18.28 WIB

Hanya enam tahun bertumbuh, kinerja bisnis 7-Eleven mulai menurun pada 2015. Saat itu, penjualan bersih 7-Eleven tercatat sebesar Rp 886,84 miliar. Untuk pertama kalinya 7-Eleven menutup 20 gerai miliknya. Sementara gerai baru yang dibuka hanya 18 unit, angka penambahan gerai terkecil sejak 2011.

Manajemen pun mencoba berkreasi dengan mengembangkan gerai yang tak hanya mengandalkan penjualan barang tapi juga jasa. Mereka mengembangkan konsep kios digital di gerai-gerai 7-Eleven yang melayani pembelian pulsa, tiket konser hingga tiket perjalananan.

Pukulan kemudian datang saat pada 16 April 2015, minimarket dilarang menjual bir. Larangan itu tertuang dalam Peraturan menteri Perdagangan (Permendag) No. 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol.

"Saat minuman beralkohol itu dilarang, penjualannya berkurang. Lalu orang-orang yang membeli snack seperti kacang-kacangan menurun," kata Corporate Secretary PT Modern Putra Indonesia, Tina Novita.

(Baca juga:  Nasib Merana Pegawai Hingga Tukang Parkir 7-Eleven Jelang Kebangkrutan)

Kondisi tersebut langsung memukul kinerja Modern. Pada akhir 2015, meski masih mampu mencetak penjualan Rp 1,23 triliun, perusahaan untuk pertama kalinya setelah bersalin nama tahun 2007 menderita rugi bersih Rp 54,77 miliar.

Hal tersebut berlanjut di tahun berikutnya. Pada 2016, kerugian perusahaan makin membengkak menjadi Rp 638,72 miliar. Tanda-tanda kemerosotan 7-Eleven makin nyata. Pengunjungnya terus berkurang hingga pada akhir 2016 manajemen 7-Eleven mengumumkan penutupan 25 gerai.

Tahun ini, kondisinya pun semakin parah. Selama tiga bulan pertama tahun ini, Modern Internasional sudah menderita kerugian bersih Rp 447,93 miliar. Tak heran, perusahaan terus melakukan efisiensi dengan menutup 30 gerai 7-Eleven, sebelum membuat keputusan final: menghentikan operasional seluruh gerai yang tersisa pada 30 Juni lalu.

Halaman: