Saham Bank BUMN Rontok hingga 6%, IHSG Anjlok 1,34% ke Level 4.854,75

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.
IHSG Kamis (11/6) anjlok 1,34% ke level 4.854,75. Rontoknya saham-saham bank BUMN dan sejumlah bank swasta lainnya menjadi pendorong koreksi indeks hari ini.
Penulis: Happy Fajrian
11/6/2020, 16.29 WIB

Indeks harga saham gabungan atau IHSG mengakhiri perdagangan Kamis (11/6) terkoreksi 1,34% ke level 4.854,75. Turunnya IHSG didorong oleh jatuhnya saham-saham bank pelat merah, dan bank swasta lainnya, sehingga indeks sektor keuangan anjlok 1,99%.

Adapun saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun paling dalam di antara bank pelat merah lainnya, yakni hingga 6,86% ke Rp 4.210 per saham. Kemudian disusul saham Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang anjlok 5,96% ke Rp 1.025.

Lalu saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) terkoreksi 4,48% menjadi Rp 4.690 per saham, serta saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,98% menjadi Rp 2.970 per saham.

Beberapa saham bank swasta besar lainnya pun ikut terkoreksi. Seperti Bank Pan Indonesia atau Panin Tbk (PNBN) yang turun 4,35%, Bank Danamon Tbk (BDMN) merosot 3,15%, Bank CIMB Niaga TBk (BNGA) turun 2,7%, serta Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,07%.

(Baca: Bursa Asia & IHSG Memerah Terseret Prospek Suram Pemulihan Ekonomi AS)

Sektor perbankan beberapa waktu terakhir ini memang banyak diterpa isu miring, mulai dari keluarnya daftar 7 bank bermasalah berdasarkan temuan  Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hingga viralnya video yang menunjukkan kesulitan nasabah Bank Bukopin menarik dana simpanannya.

Adapun tujuh bank dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dinyatakan bermasalah oleh BPK yaitu Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Bank Mayapada Tbk (MAYA), Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), Bank Muammalat, Bank Bukopin Tbk (BBKP), BPD Banten, dan BPD Papua.

Namun OJK menyebutkan bahwa industri keuangan saat ini dalam kondisi stabil dan terjaga, yang tercermin dari rasio-rasio keuangan yang berada dalam batas aman industri. Seperti rasio kecukupan modal (CAR) yang berada di level 22,13%, rasio kredit seret (NPL) gross 2,89%.

“Untuk itu OJK mengharapkan masyarakat tetap tenang dan melakukan transaksi perbankan secara wajar,” tulis OJK dalam siaran persnya hari ini.

(Baca: Performa 7 Bank Dalam Pengawasan OJK yang Disorot Dalam Audit BPK)

Halaman: