Bank China Construction Bersiap Jual Saham Baru Senilai Rp 3,2 Triliun

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi, uang rupiah. China Construction Bank Indonesia akan gelar rights issue 30 Juni-13 Juli 2020 dengan target dana Rp 3,19 triliun untuk naik kelas menjadi bank BUKU 3.
Penulis: Agung Jatmiko
17/6/2020, 11.56 WIB

PT China Construction Bank Indonesia Tbk atau CCB Indonesia bersiap menggelar Penawaran Umum Terbatas (PUT) V dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Mengutip prospektus dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/6), CCB Indonesia telah mendapatkan pernyataan efektif untuk melaksanakan rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa (16/6). Selanjutnya, perseroan akan melaksanakan perdagangan HMETD pada 30 Juni hingga 13 Juli 2020.

Melalui PUT V, CCB Indonesia menawarkan sebanyak 21.288.269.763 saham baru, dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Setiap pemegang 100 saham lama yang tercatat di daftar pemegang saham (DPS) per 22 Juni 2020 berhak atas 128 HMETD, yang memberi hak untuk membeli satu saham baru, dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham.

Dalam gelaran PUT V ini, pemegang saham utama perseroan, yakni China Construction Bank Corporation (CCB Corporation), menyatakan akan menggunakan hak sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam perseroan. Saat ini, CCB Corpoation tercatat memiliki 9.978.756.012 unit saham CCB Indonesia.

Sementara, pemegang saham lainnya, yakni Johnny Wiraatmadja, menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh porsi HMETD miliknya dan akan mengalihkan HMETD miliknya melalui mekanisme pengalihan di BEI. Saat ini, Johnny Wiraatmadja memiliki 3.546.603.605 saham CCB Indonesia.

Dari hasil penyelenggaraan PUT V, jumlah dana yang akan diperoleh CCB Indonesia adalah sebesar Rp 3,19 triliun. Seluruh dana tersebut, setelah dikurangi dengan biaya terkait pelaksanaan PUT  V akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.

Tambahan modal dari PUT V ini akan membuat CCB Indonesia naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3.

(Baca: Penuhi Ketentuan Modal, Bank Yudha Bhakti Jual 1,32 Miliar Saham Baru)

Per 31 Desember 2019 modal inti CCB Indonesia tercatat sebesar Rp 2.36 triliun. Apabila dana hasil PUT V, setelah dikurangi biaya emisi, sebesar Rp 3,15 triliun masuk dalam struktur permodalan, maka modal inti perseroan akan menjadi Rp 5,51 triliun.

Sesuai dengan POJK No.33/2015, total biaya yang dikeluarkan CCB Indonesia sehubungan dengan PUT V diperkirakan sebesar 1,1305% dari total dana yang diperoleh.

Perkiraan biaya tersebut dialokasikan pada biaya jasa arranger sebesar 0,0551% dari nilai emisi, biaya jasa angkutan publik 0,1564%, jasa penasehat hukum 0,0618%, dan 0,014% untuk biaya notaris.

Perkiraan biaya juga dialokasikan untuk biaya jasa lembaga penunjang pasar modal sebesar 0,0025% dari nilai emisi, biaya pernyataan pendaftaran ke OJK sebesar 0,0258%, dan biaya lain-lain sebesar 0,8149%.

Sebagai informasi, pada kuartal I 2020 CCB Indonesia mampu membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 397,81 miliar, melonjak 202,46% dari capaian kuartal I 2019 yang sebesar Rp 131,52 miliar.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, perseroan juga berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 70,68 miliar. Jumlah ini melonjak 378,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski beban operasional perseroan membengkak sepanjang kuartal I 2020, lonjakan pada sisi pendapatan mampu mengangkat kinerja laba. Pada kuartal I 2020, laba CCB Indonesia tercatat sebesar Rp 33,16 miliar, melonjak 189,7% dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 11,44 miliar.

(Baca: Rajin Kumpulkan Modal, Bank Mayapada Bidik Tambahan Rp 750 M)