Pasar Telah Antisipasi Kontraksi Ekonomi, IHSG Sesi I Naik 0,17%

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Karyawan mengamati layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
5/8/2020, 13.09 WIB

Sentimen positif lainnya, kata Nafan, perkembangan penelitian atau uji coba klinis vaksin Covid-19 yang semakin positif di berbagai negara. Ditambah, beragam program stimulus yang dilakukan oleh negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. “Berarti di sini faktor global yang paling berpengaruh,” ujarnya.

Seperti diketahui, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi RI kuartal II 2020 terkontraksi sebesar 5,32% secara tahunan atau year on year. Realisasi ini lebih buruk dibandingkan prediksi pemerintah sebesar -4,3% maupun realisasi kuartal I 2020 yang masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,97%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pandemi corona membawa dampak luar biasa buruk terhadap kesehatan hingga perekonomian, terutama konsumsi masyarakat. BPS mencatat PDB atas dasar harga konstan pada kuartal II 2020 sebesar Rp 2.589,6 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.687,6 triliun.

"Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi 5,32% secara tahunan atau yoy. Dibandingkan kuartal I, pertumbuhan ekonomi minus 4,92%," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/8).

Dari sisi pasar modal, total transaksi saham 5,4 miliar saham dengan nilai total transaksi Rp 4,7 triliun. Tercatat ada 165 saham yang menguat, berbanding 221 saham yang turun. Investor asing masih mencatatkan net sell senilai Rp 245,8 miliar di seluruh pasar.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah