Gelombang Perusahaan Beli Kembali Sahamnya di Bursa saat Pandemi

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
10/10/2020, 11.14 WIB

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) juga berencana untuk melakukan buyback saham dengan menganggarkan dana hingga Rp 120 miliar. Dana itu akan digunakan membeli sebanyak-banyaknya 1,1% atau sekitar 30 juta unit saham.

Setelah mendapat restu pemegang saham dalam RUPS 17 Juni lalu. Perusahaan milik Sandiaga Uno ini masih merealisasikan buyback hingga 21 Juni 2021.

Perusahaan yang juga masih dalam periode buyback saham adalah PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) yang menganggarkan maksimal Rp 68,28 miliar untuk melakukan pembelian saham sebanyak-banyak 5%. Rencana itu setelah mengantongi izin pemegang saham pada RUPSLB 28 Agustus 2020. Periode Malindo melakukan buyback adalah 18 bulan sejak dikantonginya persetujuan oleh pemegang saham.

Pertimbangan Malindo salah satunya karena berhasil membukukan peningkatan laba dan memiliki likuiditas sekaligus arus kas yang cukup. Malindo juga mencermati kondisi perekonomian nasional yang mengalami perlambatan akibat Covid-19 yang menekan harga saham perusahaan.

(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Batal Buyback

Secara jumlah, emiten yang telah melakukan buyback memang terlihat banyak. Namun, tidak semua emiten merealisasikan rencana sesuai target dana yang disiapkan. Bahkan, ada beberapa yang malah membatalkan rencananya.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan tujuan adanya relaksasi oleh OJK maupun BEI terhadap buyback ini memang agar harga saham perusahaan tidak mengalami penurunan. Meski begitu, ia menilai memang tidak semua perusahaan mau melakukan buyback di tengah pandemi Covid-19.

"Tapi siapa emiten yang mau bakar duit di tengah situasi yang tidak bisa dilawan ini? Memang ada yang melakukan buyback, hanya sebagai jaring untuk jaga-jaga saja," kata Nico kepada Katadata.co.id, Jumat (9/10).

Hingga Juni lalu, tercatat ada 14 emiten yang membatalkan rencana buyback sahamnya. Salah satunya PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), karena ingin menjaga likuiditasnya kondisi pasar terdampak Covid-19 pada kegiatan operasional Perseroan. Mitra Adiperkasa sebelumnya menyiapkan Rp 20,02 miliar untuk 26,66 juta unit saham.

Empat emiten pelat merah juga sempat berencana melakukan buyback sahamnya tahun ini. Namun, rencana tersebut batal dilakukan. Keempatnya adalah PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Timah Tbk (TINS)

Jasa Marga telah menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk membeli kembali sahamnya pada 12 Maret - 12 Juni 2020. Adhi Karya juga berencana melakukan buyback saham Rp 100 miliar pada 12 Maret - 13 Juni 2020. Waskita Karya berencana buyback sahamnya Rp 300 miliar pada 12 Maret - 11 Juni. Sedangkan Timah yang menyiapkan dana Rp 100 miliar, berencana buyback sahamnya pada 17 Maret - 16 Juni 2020.

Namun, hingga berakhirnya batas waktu yang ditargetkan, perusahaan urung merealisasikan rencananya. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ketiga emiten BUMN ini menyatakan membatalkan rencana buyback karena operasionalnya terganggu oleh pandemi Covid-19. Ketimbang mengeluarkan dana untuk buyback di tengah pandemi, mereka memilih menjaga arus kasnya.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang awalnya menyiapkan dana Rp 3 triliun, ternyata tidak semua terpakai untuk buyback sahamnya. Realisasi buyback BRI hanya 1,58% atau Rp 47,25 miliar dengan jumlah total saham yang dibeli 16,4 juta.

Halaman: