IHSG Ditutup Naik 2%, Terdongkrak Saham-Saham Perbankan

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Monitor pergerakan bursa saham.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
11/1/2021, 17.09 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak naik signifikan hingga 2% menyentuh level 6.382 pada penutupan perdagangan Senin (11/1). Level ini menjadi yang tertinggi sejak virus Covid-19 menjadi pandemi di seluruh dunia awal tahun lalu.

Berdasarkan data RTI Infokom, total volume saham yang ditransaksikan hari ini sebanyak 32,39 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 1,84 juta kali, dan dengan nilai transaksi mencapai Rp 23,67 triliun. Terdapat 263 saham yang menguat, sementara yang turun ada 240 saham, dan 134 saham tidak mengalami perubahan harga.

Naiknya indeks, tidak lepas dari saham-saham yang tergabung dalam sektor finansial karena indeksnya mengalami kenaikan hingga 3,86%. Saham-saham perbankan yang tergabung dalam sektor ini menjadi motor penggerak penguatannya.

Seperti saham dengan nilai kapitalisasi pasar tertinggi di Bursa, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mampu menguat hingga 4,18% menjadi berada di harga Rp 36.725 per saham. Saham bank lainnya yang naik, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 5,29% menjadi Rp 4.650 per saham.

Bank milik pemerintah lain juga mampu tercatat naik, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 4,58% menjadi Rp 6.850 per saham. Bank yang tengah menjadi sorotan publik, PT bank Mega Tbk (MEGA) juga mengalami kenaikan signifikan 20% menjadi Rp 10.650 per saham.

Saham-saham perbankan juga hari ini menjadi primadona bagi investor asing yang pada hari ini membukukan beli dengan nilai besar. Secara total asing melakukan pembelian dengan nilai bersih mencapai Rp 2,28 triliun di pasar reguler.

Saham yang diborong asing paling adalah BBRI dengan nilai beli bersih mencapai Rp 670,1 miliar. Berikutnya ada saham BBCA dan saham BMRI yang masing-masing dibeli asing dengan nilai bersih mencapai Rp 503,8 miliar dan 265,5 miliar.

Kenaikan indeks yang signifikan pada hari ini sudah terjadi sejak awal 2021 ini. Paling tinggi kenaikan terjadi pada perdagangan Senin (4/1) yang sebesar 2,1%. Lalu, pada perdagangan Kamis (7/1) dan keesokan harinya, masing-masing menguat hingga 1,45% dan 1,69%.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kenaikan IHSG hari ini disebabkan berbagai sentimen dari dalam negeri maupun global. Utamanya, optimisme terhadap pemulihan perekonomian yang disikapi positif oleh para pelaku pasar.

"Para pelaku pasar juga mengapresiasi komitmen pemerintah dalam mengoptimalisasikan program pemulihan ekonomi nasional," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Senin (11/1).

Sentimen global datang dari kepastian politik Amerika Serikat dengan adanya transisi kekuasaan dari Presiden Donald Trump kepada Presiden Terpilih Joe Biden memberikan kepastian yang kuat bagi para pelaku pasar. Kepastian ini didapat, setelah sebelumnya Trump tidak menerima kekalahannya dalam pemilu yang digelar akhir tahun lalu.

"Nantinya kebijakan Biden dalam menggelontorkan stimulus penanggulangan Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional telah memberikan katalis positif penguatan market hingga saat ini," kata Nafan.

Kepastian tersebut juga berefek pada kenaikan indeks di bursa Amerika Serikat pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (8/1). Dow Jones ditutup naik 0,18%, lalu S&P 500 tercatat naik 0,55%, dan Nasdaq juga mengalami penguatan hingga 1,03%.