Harganya Meroket Pasca-IPO, Ini Proyeksi Harga Saham Bukalapak (BUKA)

Bukalapak
Komisaris Yenny Wahid, Komisaris Utama Bambang Brodjonegoro, dan CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam acara RUPS Bukalapak, Jumat (30/04/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
6/8/2021, 11.46 WIB

Tim analis Nomura Sekuritas Indonesia yang terdiri dari Nicholas Santoso, Sandy Ham, dan Raymond Kosasih mengatakan, ada elemen 'takut ketinggalan' yang kuat dari investor terhadap saham ini. Hal itu mendorong euforia minat pada saham Bukalapak.

Ditambah lagi, faktor kebijakan yang ketat Pemerintah Tiongkok terhadap perusahaan teknologi baru-baru ini banyak investor mencari nama teknologi lain yang dapat diinvestasikan. "BUKA sebagai pilihan investasi yang logis," kata tim riset tersebut.

Bisnis Bukalapak juga dinilai prospektif karena didukung oleh ekosistem digital induknya, yaitu Emtek dan Grab. Sinerginya bisa meliputi efisiensi aktivitas logistik, pembayaran melalui dompet elektronik, dan inovasi teknologi.

"EMTK dan Grab memiliki cross holding, tidak mengherankan jika Grab dapat mengambil saham di BUKA," kata riset tersebut.

Atas dasar tersebut, Nomura Sekuritas Indonesia juga merekomendasikan untuk beli pada saham Bukalapak. Tim riset tersebut memasang target harga pada saham Bukalapak di harga Rp 1.620 per saham.

Seperti diketahui, pada perdagangan perdananya, harga saham Bukalapak langsung naik 24,71% atau 210 poin menyentuh harga Rp 1.060 dari harga penawaran Rp 850.

Berdasarkan data perdagangan, tercatat total saham Bukalapak yang diperdagangkan hingga pukul 09.05 WIB sebanyak 302,7 juta unit. Nilai transaksinya mencapai Rp 320,86 miliar, dengan frekuensi sebanyak 1.636 kali. Nilai kapitalisasi pasar Bukalapak, tercatat senilai Rp 109,25 triliun, jauh melebihi nilai kapitalisasi awal Rp 86,7 triliun.

Kenaikan harga saham tersebut membuat secara otomatis perdagangannya terhenti otomatis atau auto rejection atas. Berdasarkan peraturan Bursa, harga saham di antara Rp 200 sampai Rp 5.000 bisa naik maksimal 25% dalam sehari.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin