Diburu Investor Lokal, Saham Bukalapak Dilepas Investor Asing Rp 279 M

Bukalapak
Ilustrasi, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menerima secara simbolis kepemimpinan dari Achmad Zaky. Suksesi kepemimpinan ini efektif mulai 6 Januari 2020 dan menandai dekade baru bagi Bukalapak.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
6/8/2021, 17.04 WIB

Bukalapak memang masih membukukan laba sebelum pajak (EBITDA) yang negatif. Namun, kerugian perusahaan diproyeksi akan menyusut dalam empat tahun terakhir. Terlebih, Bukalapak didukung oleh ekosistem yang inklusif.

"So (jadi) saya rasa, management team aware (tim manajemen memperhatikan) hal itu," kata Janson kepada Katadata.co.id, Jumat (6/8).

Dengan demikian, menurut Janson, saham Bukalapak direkomendasikan untuk dilakukan akumulasi beli meski harganya sudah naik 24,71% menjadi Rp 1.060 per saham pada perdagangan perdananya. Pasalnya, target harga saham Bukalapak bisa mencapai Rp 1.500 per saham.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menilai, prospek Bukalapak secara fundamental memang belum mendekati baik. Namun optimisme investor terhadap perkembangan dunia digital dan e-commerce, membuat saham startup ini diminati investor.

Terlebih, Bukalapak didukung oleh ekosistem yang terbentuk dari pemegang sahamnya yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan Grab Holdings Inc.

"Untuk mendapatkan efisiensi logistik, pembayaran, dan teknologi aplikasinya bakal menjadi nilai plus oleh investor," kata Lanjar kepada Katadata.co.id.

Lanjar pun merekomendasikan investor membeli saham Bukalapak dengan tujuan investasi. Target harga saham Bukalapak yang dipasang oleh Lanjar berada di level Rp 1.400 per saham.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin