Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis tahun ini bisa melampaui jumlah penawaran saham perdana atau IPO tahun lalu yang mencapai 51 perusahaan. Hingga 9 September 2021, sudah ada 38 perusahaan yang IPO.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan biasanya perusahaan memilih menggelar IPO pada beberapa bulan menjelang akhir tahun. Pada 8 September 2021 saja, dalam sehari ada lima saham yang IPO secara bersamaan, dari total sembilan IPO di pekan tersebut.
"Kami harapkan dengan adanya kondisi seperti ini yang terus berlangsung, akan bisa melampaui pencapaian di tahun lalu," kata Nyoman kepada sejumlah wartawan, Rabu (15/9) malam.
Nyoman mengatakan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru untuk semua instrumen pada tahun ini sebanyak 66 perusahaan, baik melalui IPO, obligasi, dan lainnya. Sampai saat ini, sudah ada 44 perusahaan baru yang tercatat, artinya 67% dari target Bursa.
Saat ini masih ada 25 perusahaan yang masih dalam proses mencatatkan saham perdana di Bursa, sebagian besar menggunakan laporan keuangan 2021. "Tentunya kami mengharapkan semua bisa tercatat di tahun ini," kata Nyoman.
Nyoman menilai tahun depan pun lebih menjanjikan. Beberapa indikator pasar modal mengalami pertumbuhan positif pada 2021 ini, salah satunya rata-rata nilai transaksi harian (RNTH).
Berdasarkan statistik Bursa, RNTH per 15 September 2021 mencapai Rp 13,06 triliun. Rata-rata tersebut, tumbuh signifikan dibandingkan dengan rerata sepanjang 2020 sejumlah Rp 9,21 triliun saja.
"Indikator tersebut menjadi faktor penting dalam memprediksi pasar modal di masa mendatang," kata Nyoman.
Selain itu, optimisme kinerja pasar modal tahun depan juga terlihat dengan adanya sentimen positif terkait perkembangan ekonomi global maupun domestik dari para pelaku pasar modal. Dukungan dan komitmen dari regulator-regulator terkait, juga membuat Bursa optimis dengan kegiatan IPO tahun depan.
Berdasarkan catatan Katadata.co.id, nilai fundraising di pasar modal melalui IPO sepanjang tahun ini sudah mencapai Rp 32,15 triliun, jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya Rp 5,97 triliun. Sejumlah IPO dengan nilai jumbo di atas Rp 1 triliun, mewarnai perjalanan IPO tahun ini.
Terbesar, tentu saja IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada 6 Agustus 2021. Bukalapak menawarkan 25,76 saham baru ke publik atau 25% dari total modal, dengan harga penawaran Rp 850 per saham. Alhasil, nilai IPO Bukalapak mencapai Rp 21,9 triliun, terbesar sepanjang sejarah Bursa.
Perusahaan lain, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) yang menggelar IPO pada 28 Juni 2021 dengan melepas 3,72 miliar unit saham atau setara 15%. Saham tersebut ditawarkan dengan harga Rp 750 per saham, artinya dana yang dikumpulkan Archi mencapai Rp 2,79 triliun.
PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) yang baru saja IPO pada 8 September 2021, juga berhasil meraup pendanaan Rp 1,16 triliun. Berasal dari pelepasan 1,71 miliar unit saham baru atau 10% dari total modal, dengan harga penawaran Rp 680 per saham.
Emiten lain yang juga tercatat meraup dana jumbo adalah PT FAP Agri Tbk (FAPA). Perusahaan melantai awal tahun ini, 4 Januari 2021, dengan melepas 544,41 juta unit saham ke publik atau setara 15%. Harga penawarannya Rp 1.840 per saham, sehingga total dana yang diraup Rp 1 triliun.