Ia menjelaskan, penurunan harga saham BUKA yang cukup signifikan tersebut lantaran investor merespons negatif kinerja keuangan Bukalapak pada periode kuartal ketiga tahun lalu yang masih membukukan kerugian bersih senilai Rp 1,12 triliun, sehingga, investor memilih untuk menjual sahamnya.

Selain itu, dana hasil IPO belum digunakan secara maksimal untuk ekspansi, dan masih berada di posisi kas yang nilainya mencapai Rp 23,6 triliun.

Sampai dengan September 2021, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan rugi bersih Rp 766,23 miliar sepanjang semester I 2021. Jumlahnya menyusut 25,33% dari jumlah kerugian pada periode sama pada tahun lalu yang mencapai Rp 1,02 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan, unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengantongi pendapatan neto Rp 863,62 miliar dalam enam bulan pertama 2021. Pendapatan tersebut tumbuh hingga 34,67% dari raihan omzet neto pada semester I-2020 sebesar Rp 641,28 miliar.

"Pendapatan Bukalapak mayoritas masih berasal dari marketplace, yakni sebesar Rp 529,18 miliar. Jumlah itu tumbuh 4,42% dibanding periode sama tahun lalu Rp 506,77 miliar," ujar Manajemen Bukalapak dalam keterangan tertulis, Rabu (1/9).

Halaman: