IHSG Anjlok 1,02% Sepanjang Pekan Lalu, Bagaimana Geraknya Pekan Ini?

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.
Petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Penulis: Lavinda
19/9/2022, 11.21 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga 1,02% ke level 7.168 sepanjang pekan lalu, atau tepatnya pada periode 12-16 September 2022, dari posisi 7.242 pada penutupan pekan sebelumnya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, kapitalisasi pasar menyusut 0,38% menjadi Rp 9.426 triliun dari pekan sebelumnya Rp 9.462 triliun. Pada akhir perdagangan pekan lalu, investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 1,93 triliun dan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 72,82 triliun.

"Data perdagangan saham periode 12-16 September 2022 ditutup bervariasi, rata-rata nilai transaksi melonjak hingga 33,82% menjadi Rp 20,45 triliun dari sebelumnya Rp 15,28 triliun," demikian tercantum dalam laporan data perdagangan BEI, dikutip Senin (19/9).

Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa pada pekan ini turut meningkat 8,51% menjadi 1.579.486 kali transaksi dari 1.455.548 kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Namun, rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 9,05% menjadi 31,946 miliar saham dari 35,125 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Untuk pergerakan saham ke depan, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Musikoningsih memperkirakan indeks saham akan bergerak bervariasi dalam retang level 7.108 - 7.313.

Sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini adalah laporan dari Bank Indonesia (BI) yang mencatat data transaksi periode 12 September 2022 hingga 15 September 2022.

BI mencatat aliran modal asing di pasar keuangan domestik dengan beli neto sebesar Rp 150 miliar. Nilai itu terdiri dari beli neto Rp 1,73 triliun pada pasar Surat Berharga Negara (SBN). Di sisi lain, terdapat penjualan neto pada pasar saham sebesar Rp 1,58 triliun.

Sementara itu, pemerintah menyiapkan tambahan alokasi anggaran kompensasi energi untuk 2023 senilai Rp 1,5 triliun. Namun, nilai subsidi energi telah ditetapkan senilai Rp 212 triliun, terdiri dari subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp 21,5 triliun, Liquid Petroleum Gas (LPG) tabung 3 kilogram senilai Rp 117,8 triliun, dan listrik Rp 72,6 triliun.

Dari mancanegara, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,2% sepanjang 2022 dan 2,9% pada 2023. Adapun, IMF akan merilis laporan riset terkininya pada bulan depan.

Sementara itu, Asosiasi Industri Semikonduktor yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengumumkan awal bulan ini penjualan semikonduktor global meningkat 7,3% YoY di Juli 2022. Namun lead time semikonduktor berdasarkan laporan Susquehanna Financial Group mencatatkan penurunan pada Agustus 2022, hal tersebut disebabkan oleh ekspor teknologi ke China yang menurun 14,4% pada Agustus 2022.

Tim Riset Lotus Sekuritas memperkirakan, fokus investor pekan ini ialah menunggu rilis data suku bunga acuan untuk periode September. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia akan dilaksanakan pada 21-22 September 2022. Konsensus memperkirakan suku bunga acuan BI tetap di leel 3,75%.

Dari global, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) berencana menggelar rapat Komite Pasar Terbuka Federal atau FOMC pada 20-21 September 2022 untuk membahas mengenai suku bunga acuan dan kebijakan moneter lainnya.

Pelaku pasar memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan 75 basis poin (bps) hingga 100 bps pada pekan ini. Investor saat ini masih wait and see menunggu hasil keputusan suku bunga acuan oleh BI dan The Fed.

Public Expose Live 2022 Capai Rekor

Direktur Utama BEI Iman Rachman menyebutkan, Public Expose LIVE 2022 yang diselenggarakan BEI sepanjang pekan lalu dihadiri oleh 52.711 peserta daring (online), melampaui pencapaian kehadiran pada pelaksanaan Public Expose LIVE 2021, yakni 49.395 peserta online.

“Acara ini diselenggarakan secara full virtual, agar seluruh investor di Indonesia memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi perkembangan perusahaan tercatat secara langsung dari manajemen,” ujar Iman dalam keterangan tertulis. 

Public Expose LIVE 2022 diikuti oleh 54 perusahaan tercatat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 21 sesi dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dan 14 sesi dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta, bahkan sesi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatat rekor baru dengan dihadiri oleh 5.042 peserta.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menambahkan, partisipasi peserta tercatat tidak hanya dari seluruh provinsi di Indonesia, tetapi juga dari 28 negara lainnya. Berdasarkan data, 54 persen dari total jumlah pendaftar Public Expose LIVE 2022 merupakan investor generasi milenial yang berusia 24-39 tahun.

Menurut dia, hal tersebut mengindikasikan bahwa pendekatan berbasis teknologi digital dan virtual ini tepat sasaran, serta sesuai dengan pesatnya peningkatan jumlah investor dari generasi milenial.

"BEI berharap konsep yang diterapkan pada Public Expose LIVE 2022 dapat memberikan inspirasi bagi pelaksanaan berbagai kegiatan edukasi pasar modal lainnya. Tujuannya agar lebih luas menjangkau investor dan calon investor, sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa," ujar Jeffrey.